Karakteristik Risalah Muhammad SAW
(خَصَائِصُ رِسَالَةِ مُحَمَّدٍ )
Bagan
Karakteristik Risalah Rosul
Risalah Muhammad SAW memiliki keistimewaan dibanding risalah-risalah sebelumnya
Ini adalah risalah yang sempurna (5:3)
-
Diperkaya dengan pengalaman penerapan risalah sebelumnya
-
Dilengkapi dengan hal-hal baru yang belum pernah ada di risalah sebelumnya
Rasulullah menyebut 5 keistimewaan risalahnya dibanding risalah sebelumnya
5 Keistimewaan
أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ وَجُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ وَأُحِلَّتْ لِي الْمَغَانِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً
Aku diberi 5 yang tidak diberikan kepada seorang (nabi) pun sebelumku:
-
Aku diberi pertolongan melalui rasa gentar (yang mencekam hati musuh) sejauh perjalanan satu bulan
-
Bumi ini dijadikan bagiku sebagai masjid dan sarana bersuci; di mana pun seseorang dari umatku mendapati waktu salat maka shalatlah
-
Dihalalkan bagiku memakan semua ganimah, sedangkan tidak dihalalkan untuk seorang pun sebelumku
-
Aku diberi syafaat
-
Nabi dahulu diutus untuk kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia (HR. Bukhari-Muslim)
Ciri 1: Penutup Para Nabi
(خَاتَمُ اْلأَنْبِيَاءِ)
Rasulullah Muhammad SAW adalah nabi terakhir -> rasul terakhir, karena kalau tidak ada nabi lagi, berarti tidak ada rasul lagi
Tentang datangnya nabi terakhir ini, telah banyak ditunggu-tunggu oleh ahli kitab
-
Pendeta Bukhara mengingatkan kepada Abu Thalib agar segera kembali ke Mekkah, karena keponakan yang dia bawa bersamanya (Muhammad SAW) untuk berdagang di Syam ini, sedang dicari-cari oleh ahli kitab
-
Orang-orang Yahudi eksodus dari Palestina ke Madinah dengan harapan nabi terakhir diangkat dari Bani Israil lagi
33:40
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ
-
Muhammad SAW bukan bapak dari Zaid bin Haritsah
-
Anak laki-laki beliau SAW: Al-Qasim, Ath-Thayyib, dan Ath-Thahir dari Khadijah; semuanya meninggal saat masih kecil; Ibrahim dari Mariyah al-Qibthiyah meninggal saat kecil juga
وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
Sesungguhnya beliau SAW adalah akhir para Nabi
Tidak ada nabi setelahnya
Batu bata Terakhir
إِنَّ مَثَلِي وَمَثَلَ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بَيْتًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ إِلَّا مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِهِ وَيَعْجَبُونَ لَهُ وَيَقُولُونَ هَلَّا وُضِعَتْ هَذِهِ اللَّبِنَةُ قَالَ فَأَنَا اللَّبِنَةُ وَأَنَا خَاتِمُ النَّبِيِّينَ
Perumpamaan aku dengan para nabi yang lain sebelumku adalah seperti seorang yang membina rumah, maka dia membaguskannya dan memperindahnya kecuali satu tempat batu bata di sebuah sudut. Manusia mengitarinya dan mengaguminya serta berkata, “Kalau seandainya bukan karena tempat bata itu (masing kosong), maka akan jauh lebih bagus.” Beliau bersabda, “Akulah batu bata itu dan aku penutup para nabi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Nabi dan Rasul Palsu
Setelah Rasul SAW wafat, maka bermunculan nabi palsu, bahkan ada yang perempuan
-
Musailamah bin al-Habib al-Kadzdzab
-
Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi (dukun)
-
Sajah Tamimiyah (wanita penyihir)
Di Indonesia sampai sekarang masih saja ada yang mengaku nabi atau rasul, bahkan juga ada yang wanita (Lia Eden)
Ahmadiyah juga didirikan oleh Ghulam Ahmad yang mengaku rasul dengan alasan “khatam” itu artinya stempel yang letaknya tidak mesti yang terakhir -> memahami al-Qur’an tidak dengan kaidah bahasa Arab -> tertolak
Ciri 2: Penghapus Risalah2
(نَاسِخُ الرِّسَالاَتِ)
Saat seorang rasul hadir di suatu kaum, maka risalah sebelumnya di kaum tersebut tidak berlaku lagi
Begitu pula ketika Rasulullah SAW diutus, maka risalah sebelumnya batal
Rasulullah dengan tegas bersabda,
لَوْ كَانَ مُوسَى حَيًّا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ مَا حَلَّ لَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي
Seandainya Musa hidup di antara kalian, tidak ada cara lain kecuali mengikutiku (HR. Ahmad)
Beberapa Contoh
Syari’at Bani Israil:
-
Apabila kain terkena najis, maka bagian yang kena najis harus digunting
-
Diganti dengan dicuci saja
-
Siapa yang melakukan dosa, maka akan tertulis di pintu rumahnya beserta kafarat (penghapus)-nya
-
Diganti dengan taubat dan istighfar
Shalat, zakat, puasa, haji yang berlaku adalah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW
-
Puasa: sebelumnya puasa dimulai dari tidurnya seseorang setelah waktu maghrib dan tidak ada sahur
Orang Kafir Masuk Sorga?
Di antara cendikiawan Muslim yang liberalis dan pluralis biasa mengutip dua ayat ini (2:62, 5:69) sebagai landasan bahwa semua agama sama dan semuanya masuk sorga
Bagaimana mungkin?
Katanya, Al-Qur’an menyatakan bahwa apapun agamanya (Islam, Yahudi, Nasrani, dan Shabi’i) asal iman kepada Allah dan hari akhir serta beramal shaleh -> masuk sorga
-
Semua agama mempercayai Allah dan hari akhir serta memerintahkan amal baik?
Maksud Ayat-ayat Itu
Yang dimaksud ayat-ayat itu (2:62, 5:69)
-
Barangsiapa berbuat baik dari kalangan umat-umat terdahulu dan taat, baginya pahala yang baik
-
Yahudi yang mengikuti Nabi Musa AS dan Taurat
-
Setelah Nabi Isa diutus, mereka menjadi Nasrani yang mengikuti Nabi Isa dan Injil-> yang tidak ikut, amalnya tertolak
-
Setelah Nabi Muhammad SAW diutus, mereka mengikuti beliau dan Al-Qur’an -> yang tidak ikut, tertolak
-
Sedangkan Shabi’i, mereka bertauhid juga
Ada ayat lain yang senada (3:114): ini berkenaan dengan Abdullah bin Salam, Asad bin Ubaid, Tsa’labah bin Syu’bah dll yang masuk Islam
Sebenarnya semua agama para nabi itu Islam, tapi pengikutnya membuat sebutan sendiri -> ketika para pendeta Nasrani dari Najasyi bertemu Rasul baru tahu mereka ini sebelumnya Muslim (28:53)
Sebab Turunnya
Salman Al-Farisi bercerita tentang teman-temannya yang seagamanya (Nasrani) dulu, “Mereka shalat, puasa, dan beriman kepadamu serta bersaksi bahwa kelak engkau akan diutus sebagai seorang nabi.”
Rasul SAW bersabda, “Hai Salman, mereka semua termasuk ahli neraka.”
Maka hal ini terasa amat berat bagi Salman
Turunlah ayat ini yang mengakui amal mereka
Ciri 3: Membenarkan Para Nabi
(مُصَدِّقُ اْلأَنْبِيَاءِ)
Rasulullah SAW datang membenarkan para nabi sebelumnya
Begitulah para nabi yang diutus oleh Allah, mereka membenarkan para nabi sebelumnya atau yang semasanya
2:89 Al-Qur’an membenarkan kitab-kitab sebelumnya, beliau SAW pun demikian (2:101)
Bahkan beliau SAW selalu memuji para nabi dan rasul sebelumnya
-
Saat dari Thaif bertemu dengan Asad (Nasrani) yang berasal dari Ninawai, maka beliau SAW mengatakan bahwa di Ninawai pernah hidup saudara beliau bernama Yunus bin Matta
Seharusnya Mereka Mengikuti
Karena Rasulullah SAW membenarkan para nabi dan rasul sebelumnya, dengan ajaran mereka yang masih bersih, seharusnya orang-orang yang mengaku mengikuti nabi dan rasul sebelumnya kemudian mengikuti Rasulullah SAW
Tetapi ternyata tidak -> orang-orang Yahudi mendatangkan Taurat, ternyata Taurat mengkonfirmasi Al-Qur’an -> mereka meninggalkan Taurat dan mengambil kitab Asif serta sihir Harut dan Marut, karena tidak setuju dengan Al-Qur’an
Di akhir ayat (2:101) كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ -> mengetahui al-Qur’an itu kitab Allah, tapi menjauhi pengetahuan ini, menyembunyikannya dan mengingkarinya
Ciri 4: Penyempurna Risalah-risalah
(مُكَمِّلُ الرِّسَالاَتِ)
Hadits tentang bangunan yang kurang satu batu bata menunjukkan bahwa risalah Muhammad SAW adalah risalah yang menyempurnakan risalah sebelumnya
5:3 Islam adalah agama yang sempurna
-
Ini adalah nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada umat ini
-
Mereka tidak memerlukan lagi agama yang lain
-
Tidak memerlukan nabi yang lain selain nabi mereka
Sempurna dan Menyempurnakan
Risalah Rasulullah SAW adalah risalah yang sempurna dan menyempurnakan (كَامِلٌ مَتَكَامِلٌ)
Setiap sendinya sempurna dan masing-masing sendinya saling menyempurnakan satu sama lainnya
Contoh hukum zina yang sangat berat (24:2 dan rajam)
-
Diikuti oleh hukum preventif: larangan mendekati zina (17:32)
-
Laki-laki dan perempuan disuruh menundukkan pandangan (24:30-31)
-
Perempuan disuruh menutup auratnya (33:59, 24:31)
-
Disyari’atkannya nikah (24:32)
-
Dibolehkannya menikah 2, 3 dan 4 (4:3)
-
Kalau masih juga: hukuman disaksikan masyarakat (24:2) -> shock therapy -> efek jera
Ciri 5: Untuk Seluruh Manusia
(كَافَةٌ لِلنَّاسِ)
Nabi-nabi sebelumnya diutus untuk kaumnya, sedangkan Muhammad SAW diutus untuk seluruh manusia
Nabi-nabi sebelumnya memanggil dengan ungkapan: wahai kaumku (7:59, 65, 73, 80, 85)
Rasulullah SAW memanggil dengan: wahai manusia (7:158) dan Allah pun menegaskan bahwa tugas beliau kepada seluruh manusia (34:28)
Nabi Musa pun diutus untuk Bani Israil (20:47, 26:17), tapi karena ada di bawah kekuasaan Fir’aun, maka Musa AS pun mesti berhadapan dengan Fir’aun
Ciri 6: Rahmat bagi Sekalian Alam
(رَحْمَةٌ لِلْعَالَمِيْنَ)
Bahkan beliau SAW diutus untuk seluruh alam ini dan menjadi rahmat bagi alam semesta (21:107)
Rasulullah SAW telah mentarbiyah umatnya hingga menjadi umat yang beramal, aktif, dan produktif
Hasil-hasil kerja mereka tidak hanya dinikmati oleh umat Islam saja, tetapi umat lainnya
Bahkan bukan hanya manusia, binatang dan tumbuhan serta seluruh alam ini pun menjadi terpelihara karena risalah ini
Surplus Amal
Jadi untuk bisa menjadi rahmat bagi sekalian alam mestilah dengan menjadi umat yang produktif -> surplus amal -> diekspor ke umat lain: sebagai rahmat
Umat yang defisit (kurang amal, malas) akan memiliki ketergantungan yang tinggi kepada yang lainnya -> bukan sebagai rahmat, tapi terlaknat
Risalah Islam
(رَسَالَةُ اْلإِسْلاَمِ)
Semua ciri-ciri itu adalah ciri-ciri yang ada dalam risalah Islam
Dengan ciri-ciri yang unggul ini, sudah seharusnya umat Islam menjadi umat yang unggul -> mengalahkan yang lainnya (9:33, 48:28, 61:9)
“Islam adalah tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari Islam” (اَلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى عَلَيْهِ)
2 Isi Risalah Islam
Inti dari risalah Islam ada dua (9:33, 48:28, 61:9):
- AL-HUDA (Al-Qur’an) -> konsep
- DIENUL HAQQ (Islam) -> pelaksanaan
Konsep yang lengkap dan sempurna, dilaksanakan dengan sempurna tanpa menghilangkan sisi manusiawi (fitrah): mudah, penuh toleransi
إِنَّ هَذَا الدِّيْنَ يُسْرٌ
وَشَرِيْعَتُهُ كُلُّهَا سَهْلَةٌ سَمْحَةٌ كَامِلَةٌ
Sesungguhnya agama Islam itu mudah, dan syari’atnya seluruhnya mudah, toleran dan sempurna
Dakwah
(اَلدَّعْوَةُ)
Risalah Islam seperti inilah yang kita dakwahkan kepada seluruh manusia
Akan tetapi bukan kita saja yang berdakwah, orang lain pun melakukannya (10:25, 13:14)
Jadi kita berkompetisi -> persiapannya harus sempurna
-
Intelek
-
Berbakat
-
Terlatih
-
Spesialis
Sebagai Saksi
(شَاهِدًا)
Tugas dakwah pertama: menjadi saksi bagi umat lain
Ini tugas yang sangat berat, sehingga Rasulullah ketika dibacakan ayat 4:41 menangis dan berkata, “Cukuplah sekarang (حَسْبُكَ الآنَ)” kepada Ibnu Mas’ud yang membacakan surat An-Nisa’ kepada beliau
2:142 umat pertengahan dan pilihan terbaik yang menjadi saksi
Saksi: Pembenar dan Pengingkar
Sebagai saksi maka apakah perbuatan orang lain itu benar atau salah, dia yang menentukan
Kalau benar akan dibenarkan, kalau akan diingkari
Nabi Nuh AS mengatakan kepada Allah bahwa dia telah menyampaikan risalah, tapi kaumnya mengingkarinya, sehingga minta Rasulullah dan umatnya sebagai saksi; Rasul SAW dan umatnya pun bersaksi bahwa Nuh AS telah menyampaikan risalahnya
Begitu pula nabi yang lainnya
Siapakah Sekarang Saksi Dunia?
Umat Islam telah kehilangan posisi penting ini: menjadi saksi dunia -> yang menentukan apakah arah dunia sekarang benar atau salah!
Sekarang benar salah ditentukan oleh negara-negara Barat
Umat Islam sekarang malah yang dituduh macam-macam
Kenapa kita kehilangan posisi ini?
Karena kita lalai dari risalah Rasulullah SAW (2:120)
Pemberi Kabar Gembira
(مُبَشِّرًا)
Rasulullah SAW berdakwah dengan memberikan kabar gembira kepada umat manusia
Saat keluarga Yasir menderita secara tragis, maka beliau bersabda, صَبْرًا آلَ يَاسِرٍ ، فَإِنَّ مَصِيْرَكُمْ إِلَى الْجَنَّةِ “Bersabarlah keluarga Yasir. Sesungguhnya tempat kalian di sorga.”
Ketika Khabbab bin Art mengadu, maka beliau menjanjikan keamanan yang penuh sehingga seorang perempuan berjalan dari Shan’a menuju Hadhramaut tanpa takut apapun kecuali kepada Allah dan takut kambingnya diterkam serigala
Ketika menggali parit Rasulullah mengabarkan tiga kemenangan: Romawi, Yaman, dan Persia
Pribadi yang Optimis
Begitulah hasil dakwah Rasul SAW -> muncul pribadi-pribadi yang selalu optimis dalam memandang setiap persoalan
Ketika terjadi wabah penyakit maka Umar memerintahkan Abu Ubaidah bin Jarrah keluar dari Jabiyah; "Apakah kita berlari dari takdir (ketentuan) Allah?" Umar menjawab, "Ya, kita lari dari satu takdir (ketentuan Allah) kepada takdir (ketentuanNya) yang lain, bagaimana pendapatmu jika engkau akan berhenti di satu lembah yang memiliki dua alternatif jalan, yang satu subur dan yang lainnya kering dan tandus, jika engkau memilih yang subur maka engkau telah memilihnya dengan ketentuan Allah, tetapi jika engkau memilih jalan yang gersang dan tandus apakah engkau katakan juga bahwa pilihanmu itu dengan ketentuan Allah?"
Pemberi Peringatan
(نَذِيْرًا)
Akan tetapi, Rasulullah SAW pun mengimbangi kabar gembira itu dengan peringatan untuk orang-orang yang lalai
Keduanya memang mesti seimbang: ibarat menaikkan layang-layang maka perlu tarik (peringatan) dan ulur (kabar gembira)
-
Ditarik terus -> naik tapi akhirnya kembali ke tangan yang narik (turun)
-
Diulur terus -> kendor, memble, dan jatuh
Beberapa Peringatan
Untuk yang lalai dari shalat malam -> jangan seperti fulan, dahulu qiyamullail tapi kemudian meninggalkan qiyamullail
Untuk yang suka hasad -> pembakar, yakni pembakar amal seperti api membakar kayu yang kering
Untuk yang suka riba -> memerangi Allah dan RasulNya (2:279)
Untuk yang suka mengumpat (104:1-9)
Da’i kepada Allah
(دَاعِيًا إِلَى اللهِ)
Beliau SAW adalah da’i tulen yang mengajak manusia menuju Allah SWT (16:125, 12:108)
Dengan hikmah: sesuai dengan kondisi mad’u
-
Ditanya perkara yang sama oleh beberapa sahabat tapi jawabannya berbeda-beda sesuai kondisi penanya
Dakwah bil-haal (amal nyata) banyak dilakukan oleh Rasul, meski kepada orang yang membencinya
-
Orang yang suka meludah kalau beliau SAW lewat
-
Orang buta yang suka mencela beliau, tapi beliau suapi dengan lemah lembut
Dakwah beliau adalah dakwah dengan cinta (9:128-129)
Cahaya yang Menerangi
(سِرَاجًا مُنِيْرًا)
Kehidupan jahiliyah adalah kehidupan yang gelap gulita
Kedatangan Muhammad SAW menjadi pelita bagi manusia
-
Umat mampu membedakan antara hak dan batil
-
Umat mengetahui arah kedepan yang mesti dituju
-
Umat mampu mengentaskan umat lain sehingga dapat menikmati keindahan dan keluasan Islam
2:257 mengeluarkan dari kegelapan menuju cahaya