Kewajiban Kita terhadap Rasul SAW

(وَاجِبُنَا نَحْوَ الرَّسُوْلِ )


Bagan

Sikap Kita kepada Rasul

  • Kita telah mengetahui bahwa Rasulullah SAW adalah pribadi yang unggul, sangat mencintai kita sebagai umatnya
  • Beliau telah menghabiskan umurnya untuk membimbing manusia
  • Dengan Islam yang beliau bawa, manusia menjadi berperadaban tinggi berasaskan akidah yang kokoh
  • Lalu apa sikap kita kepada beliau SAW?
  • Membenarkan Apa yang Dikabarkan

    (تَصْدِيْقُهُ فِيْمَا أَخْبَرَ)

  • Kenapa?
  • Karena beliau tidak berbicara malainkan wahyu, bukan hawa nafsu (53:3-4)
  • Sebagaimana kita tahu bahwa di antara tanda kerasulan adalah اَلنُّبُوْءَاتُ (berita atau ramalan masa depan)
  • Ternyata, ramalan-ramalan Rasul pun sudah banyak yang terbukti, yang belum terbukti pasti akan nyata
  • Beberapa Prediksi Rasul

  • Beberapa prediksi Rasul yang belum wujud, dan pasti akan wujud
    • Penaklukan ibu kota Vatikan, Roma
    • Penghancuran Yahudi di satu tempat
    • Kembalinya khilafah yang bermanhaj kenabian
    • Dll
  • Para sahabat Rasul memiliki sikap pembenaran ini (39:33)
    • وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ = Rasul SAW
    • وَصَدَّقَ بِهِ = para sahabat ra
  • Sikap mendustakan apa yang dikabarkan Rasul SAW berarti keluar dari syahadatnya
  • Mentaati Semua Perintahnnya

    (طَاعَتُهُ فِيْمَا أَمَرَ)

  • Karena perintahnya pasti benar dan baik, untuk individu ataupun masyarakat, untuk dunia ataupun akhirat
  • Tidak ada perintah yang mencelakakan manusia, meski secara lahir berresiko tinggi:
    • Mengatakan kebenaran (hak) di depan penguasa yang zhalim (menindas) -> resiko: dipecat, dibatasi geraknya, atau dibunuh
  • Sikap para sahabat ra pun demikian, meski mereka “tidak sanggup” atau merasa sangat berat, tetap سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا seperti saat turun 2:284
  • Sikap Responsif

  • Sikap responsif sahabat mencapai derajat yang tinggi sehingga menjadi ciri khas mereka (24:51)
  • Itu semua menjadi konsekuensi dari perjanjian yang diikrarkan kepada Rasul saat berbai’at, yakni untuk سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا (mendengar dan taat)
  • Bai’at ini adalah ni’mat Allah yang besar sehingga Allah mengingatkan kembali masalah ini (5:7)
  • Bagi yang tidak mau mengikuti beliau makan Allah mengancamnya: leluasa dalam kesesatan dan akhirnya adalah Jahannam (4:115)
  • Menjauhi Semua yang dilarang-Nya

    (اِجْتِنَابُ مَا نَهَى عَنْهُ وَزَجَرَ)

  • Yang dilarang pasti karena itu berbahaya bagi manusia, seperti berzina, mencuri, membunuh, merampas hak orang lain, hasad, ingkar/kufur, dll
  • Meski yang dilarang, justru itu yang dimaui hawa nafsu manusia
  • Contoh lain: ghibah, ghill (rasa tak enak kalau orang lain dapat ni’mat), dll
  • 59:7 وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
  • Beribadah Sesuai Syari’atnya

    (لاَ نَعْبُدُ اللهَ إِلاَّ بِمَا شَرَعَ)

  • Dua syarat penting diterimanya suatu ibadah/amal: ikhlas dan ittiba’
    • Ikhlas adalah realisasi لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
    • Ittiba’ realisasi محمد رسول الله
  • Saat menafsirkan surat 67:2 أَحْسَنُ عَمَلًا Fudhail bin ‘Iyadh berkata: أَخْلَصُهُ وَأَصْوَبُهُ (yang paling ikhlas dan paling sesuai dengan syari’at/sunnah)
    • صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى (shalatlah sebagaimana kamu melihat aku shalat – HR. Baihaqi)
  • Penting
    • Banyak yang mengklaim bahwa cara shalatnyalah yang paling benar, padahal cara shalat (doa ruku’, sujud, iftitah, tahiyyat, dll) ada beberapa macam, BUKAN HANYA SATU seperti anggapan sementara kelompok tertentu
    • Lihat buku Merambah Jalan Sunnah secara Kaffah, Dr. Abdullah Dhoifullah ar-Rahili, hlm. 64-146
    • Lihat juga buku FIQH SUNNAH dari Sayyid Sabiq

    Kewajiban Kita Kepada Rasul

    (وَاجِبُنَا نَحْوَ الرَّسُوْلِ)

  • Berdasarkan empat sikap tersebut:
    • Membenarkan apa yang dikabarkannya
    • Mentaati semua perintahnya
    • Menjauhi semua yang dilarangnya
    • Tidak dikatakan beribadah kecuali dengan mengikuti syari’atnya
  • Maka kita perinci kewajiban-kewajiban kita kepada Rasulullah SAW
  • Mengimaninya

    (اَلإِيْمَانُ بِهِ)

  • Ini sudah sangat jelas tercantum dalam syahadatain dan rukun iman
  • Tanpa mengimani beliau SAW tentu saja syahadat kita batal
  • 61:10-11 syarat untuk mendapatkan pembebasan dari siksa yang amat pedih adalah
    • Beriman kepada Allah dan rasulNya
  • Hadits kedua Arbain tentang Islam, Iman, dan Ihsan
  • Mencintainya

    (مَحَبَّتُهُ)

  • Cinta yang bukan sekedar simpati, curahan hati, atau rindu, tapi sampai ke tingkat mesra (al-’isyqu) – lihat kembali materi “Lawazimul Mahabbah”
  • Sahabat Umar ra pernah berkata kepada Rasulullah SAW bahwa Rasul adalah yang paling dicintai dari segala sesuatu, kecuali dirinya.
  • Rasul SAW meluruskannya,

    لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ عِنْدَهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ

    Tidak beriman seseorang di antara kalian hingga menjadikan aku lebih dicintai di sisinya dari dirinya sendiri – HR. Ahmad)

  • Mengajarkan Mencintainya

    Rasulullah SAW mengajarkan kepada para orang tua agar mengajarkan kepada anaknya 3 hal: mencintai nabi, mencintai keluarga nabi (ahlul bait), dan membaca al-Qur’an

    أَدِّبُوْا أَوْلاَدَكُمْ عَلَى خِصَالِ ثَلاَثٍ: عَلَى حُبِّ نَبِيِّكُمْ، وَحُبِّ أَهْلِ بَيْتِهِ، وَعلَى قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ

    Ajarilah anak-anak kalian tiga hal: mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya, dan membaca al-Qur’an. (HR. Dailami)

    Mengagungkannya

    (تَعْظِيْمُهُ)

  • Tentu penghormatan dan pengagungan yang tidak melampaui batas seperti orang Nasrani terhadap Isa AS
  • Nabi SAW tidak suka jika ia datang terus para sahabat pada berdiri untuk mencegah pengkultusan
  • Tapi saat perbuatan itu dilakukan antar-sahabat beliau tidak melarangnya
    • Seperti saat Ka’ab bin Malik menemui Rasulullah setelah taubatnya diterima (turun surat 9:117-118), maka salah seorang sahabat (Thalhah bin Ubaidillah) berdiri menyambutnya dan menjabat tangannya mengucapkan selamat

    Cara Imam Bukhari

  • Cara Imam Bukhari menghormati Rasul adalah tiap beliau mau menulis satu hadits, lebih dahulu berwudhu, memakai pakaian yang bagus, memakai wewangian, dan shalat 2 rokaat, baru menulis satu hadits
  • Imam Bukhari melakukannya setiap menulis satu hadits
  • Memanggil Rasul

  • Memanggil Nabi SAW dengan panggilan yang baik (24:63)
  • Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar mengutip pendapat Syaikh Muhammad Rasyid Ridha terhadap ayat ini, yakni menganjurkan untuk mengartikan kata “قُلْ” dalam al-Qur’an dengan “Katakanlah, ya Rasulullah” bukan “Katakanlah, ya Muhammad”
  • Allah SWT tidak pernah memanggil Nabi SAW dengan Muhammad, tetapi dengan gelarnya:
    • 5:41,67 يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ
    • 33:1,28,59, 66:1 يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ

    Tidak Mendahuluinya

  • Termasuk penghormatan adalah tidak mendahului as-Sunnah dalam berpendapat
  • Surat Al-Hujurat berisi akhlak kita kepada Nabi SAW
    • 49:1 tidak mendahului Allah dan RasulNya
    • 49:2 tidak meninggikan suara lebih dari suara Nabi SAW
    • 49:4 tidak memanggil Nabi ketika beliau sedang di kamar

    Nganggep “Teman”

  • Orang-orang yang sudah teracuni oleh Orientalis, di antara mereka disebut sebagai cendekiawan Muslim, sering memposisikan Nabi SAW seperti kepada “teman”nya sendiri
    • Seperti manusia pada umumnya, sehingga tidak menganggap as-Sunnah sebagai suatu sumber hukum, bahkan dianggap “bisa saja salah”
  • Seorang “cendekiawan Muslim” bersaksi di depan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai pembela penggugat UU Penodaan Agama berpendapat bahwa kesalahan Lia Eden sama dengan kesalahan Muhammad -> menyamakan Rasulullah SAW dengan Lia Eden?
  • Membelanya

    (نُصْرَتُهُ وَتَعْزِيْرُهُ)

  • Jika ada yang mengancam atau menghinanya kita wajib membelanya
  • Contoh para sahabat di Perang Uhud
    • Ummu Imarah (Nusaibah binti Ka’ab) beserta suami dan anaknya melindungi Rasul ketika beliau SAW hendak dibunuh oleh Ibnu Qumai’ah
    • Ziyad bin Sakan beserta 5 orang Anshar, kemudian disusul 11 orang Anshar lainnya melindungi Rasul hingga syahid
    • Thalhah bin Ubaidillah sampai pingsan, hampir meninggal, tapi hidup kembali sehingga disebut Asy-Syahidul Hayy (syahid yang hidup)
  • Mereka diabadikan Allah dalam 3:146
  • Abdul Qayyum (Pakistan sekarang) akhirnya membunuh penghina Rasul karena beberapa kali persidangan si penghina Rasul itu tetap saja tidak mau sadar
  • Tidak Mau Menolong?

  • Jika tidak ada yang mau menolong Rasul, maka Allah sendiri yang akan menolongnya (9:40)
    • Rasul SAW malah diusir dari Mekkah
    • Direncanakan untuk dibunuh
  • Allah menolongnya dengan memberikan perlindungan Gua Tsur, sarang laba-laba, burung yang bersarang di mulut gua, dan ketenangan dalam gua
  • 61:14 Nabi Isa berkata: مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ
  • Mencintai Pecintanya

    (مَحَبَّةُ مَنْ أَحَبَّهُ)

  • Di antara kesalahan fatal Syi’ah: menghina sebagian besar sahabat
  • Padahal para sahabat adalah pembela dan pecinta Rasul SAW -> sudah seharusnya kita pun harus mencintai mereka
  • Para ulama memiliki adab agar dalam menyebut nama sahabat diikuti oleh doa “radhiyaallahu ‘anh” (semoga Allah meridhoinya)
  • Dilarang membicarakan pertentangan antar-sahabat dengan menganggap mereka lebih rendah dari diri kita
  • 48:29 Allah memuji orang yang bersama Rasul, dulu dan seterusnya
  • Menghidupkan Sunnahnya

    (إِحْيَاءُ سُنَّتِهِ)

  • Pada saat ini menghidupkan sunnah banyak tantangannya, karena banyak sunnah yang sudah terkubur, baik sunnah yang besar maupun sunnah yang kecil-kecil
  • Bagaimana kita makan, minum, tidur, bertetangga, bertamu, dll?
  • Apakah kita selalu MENDAHULUKAN YANG KANAN kalau melakukan kebaikan?
  • Ini nampak sepele, padahal ini sunnah Rasul
  • Dipecat dari Golongan Nabi

  • Nabi SAW memecat orang yang membenci sunnah Nabi

    فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

    Siapa yang membenci sunnahku maka bukan termasuk golonganku (HR. Bukhari-Muslim)

  • Orang-orang yang menyeru kepada as-Sunnah banyak yang meninggalkan sunnah yang lain, yakni dalam cara menyeru manusia (lihat buku Merambah Jalan Sunnah secara Kaffah)
  • Mudah membid’ahkan, bahkan men-zindiq-kan para ulama yang shalih
  • Memperbanyak Shalawat Kepadanya

    (إِكْثَارُ الصَّلَوَاتِ)

  • Nabi memang ma’shum (terjaga dari kesalahan) dan sudah diampuni seluruh dosanya yang lampau maupun yang akan datang, tapi kita diperintahkan untuk memperbanyak shalawat kepadanya
  • Shalawat adalah
    • Ungkapan rasa cinta (begitulah cinta, sering menyebut nama yang dicintai)
    • Doa -> ibadah

    Perintah Bershalawat

  • 33:56 Allah SWT memerintahkan untuk bershalawat kepada Nabi SAW, karena DiriNya pun bershalawat kepadanya, dan malaikat pun begitu
    • Allah -> shalawatNya adalah dengan memberi rahmat
    • Malaikat -> memintakan ampunan
    • Mu’minin -> berdoa

    Hadits Shalawat

    مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا

    "Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku sekali shalawat, maka Allah akan memberikan kerahmatan padanya sepuluh kali dengan sebab sekali shalawat tadi." (Riwayat Muslim)

    أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً

    "Seutama-utama manusia bagiku pada hari kiamat ialah orang yang terbanyak bacaan shalawatnya padaku,” (HR. Tirmidzi)

    إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ

    "Sesungguhnya di antara hari-harimu yang paling utama ialah hari Jum'at, di hari Jum’at diciptakan Adam, ditiup sangkakala, penghancuran alam, maka perbanyakkanlah membaca shalawat padaku pada hari itu, sebab sesungguhnya bacaan shalawatmu itu ditunjukkan kepadaku." (HR. Abu Dawud)

    Mengikuti Manhajnya

    (اِتِّبَاعُ مَنْهَجِهِ)

  • 5:48 setiap umat diberikan dua hal
    • Syir’ah (aturan, syari’ah)
    • Minhaj (jalan untuk menegakkan syari’ah)
  • Keduanya ada di tangan umat Islam
  • Sirah Nabi memberikan panduan (minhaj) bagaimana menegakkan syari’ah
  • Untuk lebih memahami tahapan demi tahapannya lihat buku Manhaj Haraki dalam Sirah Nabawi oleh Munir Al-Ghadhban
  • Tidak Bingung

  • Ketika Rasulullah SAW hendak memperbaiki masyarakat yang rusak, beliau SAW bingung (93:7)
  • Kemudian Allah menurunkan wahyu tahapan demi tahapan, dan akhirnya mencapai kemenangan
  • Dengan minhaj ini, siapa yang ingin menegakkan syari’ah tidak bingung, akrena ada rambu-rambu yang telah dicanangkan Rasul (3:31, 59:7)
  • Mewarisi Risalahnya

    (وَرَاثَةُ رِسَالَتِهِ)

  • Setiap Muslim wajib menjadi DA’I sesuai dengan kemampuannya
  • Di antara da’i itu adalah ulama (35:28)
    • Hamba Allah
    • Paling takut kepada Allah
  • Kenapa ulama paling takut kepada Allah?
  • Karena ilmunya -> Rasul SAW bersabda

    فَوَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُهُمْ بِاللَّهِ وَأَشَدُّهُمْ لَهُ خَشْيَةً

    Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar paling mengetahui Allah dan paling takut kepadaNya (HR. Bukhari-Muslim)

  • Pewaris Para Nabi

    وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ

    Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi (HR. Bukhari-Muslim)

  • Kenapa disebut pewaris para Nabi?
  • Karena para Nabi tidak mewariskan harta atau uang, tetapi mewariskan ilmu
  • Siapa yang mengambil ilmunya para Nabi, maka berarti ia telah mewarisi mereka