TA'RIFUL QUR'AN
(تَعْرِيْفُ الْقُرْآنِ)
Bagan
Al-Qur’an(القرآن)
Secara etimologi, Al-Qur’an berasal dari kata yang sama dengan qira’ah, yaitu akar kata (masdar) dari qara’a, qira’atan wa qur’anan. Qara’a memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun. Qira’ah berarti merangkai huruf-huruf dan kata-kata satu dengan lainnya dalam satu ungkapan kalimat yang teratur.
Secara terminologi, definisi Al-Qur’an adalah:Kalamullah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang disampaikan kepada kita secara mutawatir dan membacanya bernilai ibadah.
Kalam Allah (كَلاَمُ اللهِ)
Al-Qur’an bukan kalam Nabi Muhammad SAW, tapi itu WAHYU ALLAH (53:4)(81:19-22)
Bukan kalam malaikat Jibril
Tapi kalam Allah, kalimat-kalimat yang berasal dari Allah, firman Allah
Nabi yang Ummi
Allah telah merancang satu situasi untuk menegaskan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar kalam Allah: Penerimanya (Rasulullah SAW) adalah seorang yang tidak dapat membaca dan menulis
Jika dapat membaca -> dituduh menukil dari kitab lain
Jika dapat menulis -> dituduh tulisan Nabi SAW
Kesaksian Al-Walid
Tidak! Demi Allah dia bukanlah seorang dukun. Kita telah melihat bagaimana kondisi para dukun sedangkan yang dikatakannya bukan seperti komat-kamit ataupun sajak (mantera-mantera) para dukun
Tidak! Demi Allah! dia bukan seorang yang gila. Kita telah mengetahui esensi gila dan telah mengenalnya sedangkan yang dikatakannya bukan dalam kategori ketercekikan, kerasukan ataupun was-was sebagaimana kondisi kegilaan tersebut
Dia bukan seorang Penya'ir. Kita telah mengenal semua bentuk sya'ir; rajaz, hazaj, qaridh, maqbudh dan mabsuth-nya sedangkan yang dikatakannya bukanlah sya'ir
Dia bukanlah seorang Tukang sihir. Kita telah melihat para tukang sihir dan jenis-jenis sihir mereka sedangkan yang dikatakannya bukanlah jenis nafts (hembusan) ataupun 'uqad (buhul-buhul) mereka
Merupakan MU’JIZAT (اَلْمُعْجِزُ)
Mu’jizat artinya melemahkan musuh-musuh Allah
Mu’jizat yaitu sesuatu hal luar biasa untuk membuktikan kenabian/kerasulan seseorang disertai dengan tantangan bagi pihak yang memusuhinya, kemudian menampakkan kelemahan mereka yang memusuhi sekaligus keunggulannya selamat dari perlawanan.
Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW yang tetap abadi, bisa disaksikan hinggakini. Sejak zaman Nabi SAW, sampai sekarang dan akhir zaman kelak, mukjizat ini terbukti dan tidak tertandingi. Mu’jizat ini berlaku sampai hari kiamat
Tiada seorang Nabi pun kecuali diberi mukjizat yang dapat membuat manusia beriman kepadanya. Namun apa yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang datangnya dari Allah. Karena itu aku berharap semoga kiranya aku menjadi Nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat. (HR. Bukhari dan Ahmad). Al-Qur’an sendiri telah menantang manusia untuk menandingi Al-Qur’an dalam tiga tahapan:
Diantara Kemu’jizatan
Aspek Bahasa & Sastra
Pemberitaan mengenai hal-hal ghaib
Kabar peristiwa yang akan terjadi QS. 30:1-4
Ternyata, pemberitaan Al-Qur’an ini benar-benar terjadi. Romawi mendapatkan kemenangan atas Persia pada masa pemerintahan Heraklius, 6 tahun sesudah Nabi berhijrah ke Madinah. yaitu pada tahun 622 M. Pada sat itu Heraklius merayakan kemenangannya di Konstantinopel pada tahun 628 M.
Fa, kta-fakta ilmiah mendahului sains QS. 23:12-14, QS 41:53
dll
Kepada Hati Nabi (اعَلَى قَلْبِ مُحَمَّدٍ)
Lauh
Ibnu Abbas: Lauh adalah lembaran dari mutiara putih
-
panjangnya sama dengan jarak antara bumi dan langit
-
lebarnya sama dengan jarak antara masyriq dan maghrib,
-
kedua sisinya dari mutiara dan yaqut
-
sampulnya dari yaqut merah
-
qalam (pena)nya dari cahaya
-
kalamNya telah tertulis di ‘Arsy
-
pokoknya berada di pangkuan malaikat
Dipercaya (Al-Amin)
Menerima dengan Hati
Sebagaimana turunnya kepada hati Nabi SAW, maka kita pun menerima al-Qur’an dengan hati kita, sebelum akal kita
Karena sebelum membaca atau tadabbur al-Qur’an mesti bersihkan hati kita agar dapat menerimanya dengan baik
Ikhlas karena Allah
-
Khusyu’ dalam membaca
Secara Mutawatir ( بِالتَّوَاتُرِ )
Mutawatir = orang banyak
Saat al-Qur’an turun, Rasulullah SAW selalu memerintahkan para sahabat untuk menuliskannya
Para sahabat pun kemudian menghafalnya
Sehingga al-Qur’an diulang-ulang dalam membaca oleh semua sahabat
Setiap Ramadhan pun malaikat Jibril mendengarkan bacaan Rasul SAW
Saat ditulis kembali pada zaman Abu Bakar pun disepakati oleh semua sahabat
Bernilai Ibadah (اَلْمُتَعَبِّدُ بِتِلاَوَتِهِ)
QS 35:29-30
Membaca saja tanpa mengerti sudah dinilai ibadah yang pahalanya 10 kebaikan/huruf
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan digandakan 10 kalinya. Aku tidak mengatakan bahwa alif-laam-miim itu satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf. (HR Tirmidzi)
Definisi Lengkap AL-QUR’AN
Kalam Allah yang memiliki mu’jizat yang diturunkan kepada hati Muhammad SAW yang ditulis secara mutawatir, bernilai ibadah bila membacanya