AL-HAYATU FI ZHILALIT TAUHID
(اَلْحَيَاةُ فِي ظِلاَلِ التَّوْحِيْدِ)
Bagan
Hidup Manusia
Hidup manusia bergantung kepada apa yang menjadi naungannya
Jika naungannya
Komunisme -> kehidupan ala komunisme yang berjalan
Liberalisme -> serba bebas
Kapitalisme -> semua diukur dengan materi
Kelak di akhirat, semua naungan ini tidak ada apa-apanya bahkan di dunia pun tidak membuat hati manusia berbahagia
Mungkin saja berlimpah segala hal yang berbau duniawi (6:44), tapi tidak bahagia yang sejati (20:124)
Di Bawah Naungan Tauhid
Hidup di bawah naungan tauhid adalah nikmat, tidak ada yang mengetahuinya kecuali yang merasakannya
اَلْحَيَاةُ فِي ظِلاَلِ التَّوْحِيْدِ نِعْمَةٌ لاَ يَعْرِفُهَا إِلاَّ مَنْ ذَاقَهَا
Lalu bagaimana caranya kita hidup di bawah naungan tauhid?
Dzat
(اَلذَّاتُ)
Tafakkur Ciptaan Allah
Allah SWT mempunyai Dzat, tetapi kita tidak boleh memikirkan Dzat Allah, karena kita tidak akan mampu mencapainya
Pikirkanlah ciptaan Allah, bukan Dzat Allah
تَفَكَّرُوْا فِى الْخَلْقِ وَلاَ تَفَكَّرُوْا فِى الْخَالِقِ فَإِنَّكُمْ لاَ تَقْدِرُوْا قَدْرَهُ
"Berpikirlah tentang ciptaan Allah dan jangan memikirkan (dzat) Allah, Karena kalian tidak mungkin akan mampu memperhitungkan kadarnya.“ (HR Abu Syaikh)
Dzat Allah
Dzat Allah itu jauh lebih besar dari yang bisa digambarkan oleh akal manusia, dan lebih besar dari apa yang terbersit dalam pemikiran manusia.
Karena, betapapun tinggi dan cerdasnya pengetahuan akal manusia, ia tetap saja terbatas oleh kekuatan dan kemampuannya.
Hal itu bukan berarti membatasi kebebasan berpikir, jumud dalam menganalisa atau penyempitan ruang gerak akal.
Namun itu merupakan penjagaan bagi akal agar tidak terjebak kepada jurang kesesatan, menjauhkannya dari berbagai pembahasan yang tidak memungkinkan ada sarana ke sana dan tidak akan kuat dalam membahasnya, kendali sebesar apa pun akal itu
Penyebutan Dzat Allah
Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah banyak dijelaskan bahwa Allah memiliki Dzat
Tangan Allah 5:64, 48:10
Mata Allah 20:39
Kaki (hadits Wali Allah)
Jari-jari ("Hati seorang mukmin itu ada di dua jari dari jari-jari (Allah) yang Rahman”)
Hadits Wali
مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
Barangsiapa yang memusuhi Waliku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”. (HR Bukhari)
Indra Allah
Dalam hadits tersebut Rasulullah menyebut dua indra
Pendengaran: “aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar”
Penglihatan: “sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat”
Rasulullah juga menyebutkan
Tangan Allah: “sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat”
Kaki Allah: “sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan”
Dzat Allah
Jika Ditanya tentang Dzat Allah
Dikatakan kepada Yahya Bin Mu'adz, "Beritahukan kepadaku tentang Allah!" Beliau menjawab, "Dia adalah Allah, Ilah yang Maha Esa". Dikatakan kepada beliau lagi, "Bagaimana Dia (Allah)?" Beliau menjawab, "Dia Sang Raja diraja Yang Mahakuasa." Beliau ditanya lagi, "Di mana Dia?" Beliau menjawab, Dia benar-benar mengintai." Sang penanya tadi berkata, "Saya tidak menanyakan soal itu," Beliau berkata, 'Apa yang selain itu adalah sifat makhluk, sedangkan sifat-sifat-Nya adalah apa yang telah kuberitahukan kepadamu. Maka batasi keinginanmu untuk mengetahui keagungan Rabbmu dengan cara memikirkan makhluk-makhluk-Nya dan berpegang teguh kepada berbagai konsekuensi dari sifat-sifat-Nya.
Sifat-sifat
(الصِّفَاتُ)
Sifat-sifat Allah
Sungguh, jika anda melihat dengan cermat semua fenomena alam ini, meski tanpa ada dalil atau argumentasi, tanpa wahyu atau ayat Al-Quran, tentu anda akan keluar dengan satu pernyataan ideologis yang tidak bertele-tele bahwa di balik alam ini ada Pencipta yang menjadikannya ada
Pencipta dan Pengatur alam ini pastilah memiliki semua sifat kesempurnaan di atas apa saja yang pernah tergambar dalam akal manusia yang lemah ini dan terbebas dari semua sifat kekurangan
Anda juga akan melihat akidah (keyakinan) ini sebagai sebuah inspirasi nurani untuk nurani anda dan sebagai insting jiwa untuk jiwa anda (30:30)
Global
Sifat-sifat Allah yang Global
Ayat-ayat Al-Qur'an telah mengisyaratkan adanya sifat-sifat wajib bagi Allah dan sifat-sifat itu merupakan tuntutan kesempurnaan uluhiyah-Nya
Berikut ini anda bisa melihat ayat-ayat tersebut:
-
Wujud Allah (13:2-4, 23:78-80)
-
Qidam (Dahulu) dan Baqa’ (Kekal) 57:3, 28:88, 55:26-27, 112:1-4, 42:11
-
Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri) 35:15, 18:51
-
Wahdaniyat 16:51-53, 5:73-74, 21:21-25, 40:84-92
-
Qudrah (kemahakuasaan) Allah 22:5-7, 24:43-45
-
Iradah Allah 36:82, 17:16, 4:26-28, 18:82
-
Ilmu Allah 34:1-2, 31:16, 7:88-89
-
Hayat (Kemahahidupan) Allah 2:255, 3:1-3, 40:64-65
-
Sama' dan Bashar Allah 5:1, 20:43-46, 40:19-20
-
Kalam Allah 4:164, 2:75
Mendapatkan Rizki
Berbagai Cara Mendapatkan Rizki
Ada hewan udara (burung), rizkinya ada di dalam air
Ada hewan air, rizkinya ada di udara
Ada hewan yang buta, tetapi tidak pernah kelaparan
Bagaimana dengan manusia?
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا 2:29
Rizki manusia ada di mana-mana dan berbagai jenis
Kenapa masih ada manusia yang mati kelaparan?
Tidak Terhingga
Sifat-sifat Allah Tidak Terhingga
Sifat-sifat Allah dalam Al-Qur'anul Karim banyak sekali.
Kemuliaan-Nya tidak terhingga.
Akal manusia tidak mampu untuk menyelami kedalaman hakekat sifat-sifat tadi.
Mahasuci Allah, kami tidak mampu menghitung pujian-pujian atas-Nya sebagaimana Ia memuji diri-Nya.
Allah dan Makhluk
Antara Sifat-sifat Allah dan Sifat-sifat Makhluk
Satu hal yang harus dipahami seorang mukmin bahwa makna yang dimaksudkan dalam kandungan lafal pada sifat-sifat Allah berbeda secara diametral dengan makna yang terkandung dalam lafal yang sama pada sifat-sifat makhluk
Pahamilah masalah ini dengan baik, karena hal ini sangat sensitif
Anda tidak dituntut mengetahui hakekatnya.
Cukuplah bagi anda mengetahui bekasnya di alam ini dan hal-hal aksiomatik yang ada pada diri anda (karena pengaruh dari sifat-sifat tadi).
Kepada Allah kita memohon sebaik-baik taufik dan perlindungan dari segala salah dan cela
Nama-nama
(الأَسْمَاءُ)
Asmaul Husna
Sesungguhnya Sang Maha Pencipta Yang Mahamulia lagi Mahatinggi, mendeskripsikan diri kepada makhluk-Nya dengan asma dan sifat-sifat yang sesuai dengan kemuliaan-Nya.
Sangat baik bagi seorang mukmin untuk menghafalnya dalam rangka mengais berkah, menikmati kelezatan berdzikir, dan sebagai pengagungan atas kekuasaan-Nya.
Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits asma Allah yang 99
Asma Tambahan
Yang 99 ini tidaklah mencakup semua yang terkait dengan asma Allah.
Bahkan ada hadits-hadits lain yang mengungkap asma lain selain yang 99 tadi.
Maka ada hadits lain yang menyebutkan Al-Hannaan (Mahakasih), Mannaan (Maha Memberi Anugerah), AI-Badii' (Maha Mencipta yang baru), juga terdapat asma lain Al-Mughiits (Maha Memberi pertolongan), Al-Kafiil (Maha Melindungi), Dzut Thaul (Memiliki Kekuasaan), Dzul Ma'aarij (Memiliki Tempat-tempat yang tinggi), Dzul FadhI (Yang Memiliki keutamaan), Al-Khallaaq (Yang Memiliki Balasan).
Bentuk Majaz (Kiasan)
Asma-asma Allah dalam Bentuk Majaz (Kiasan)
Sebagian hadits di dalamnya terdapat lafal-lafal yang menunjukkan asma-asma Allah, tetapi dilihat dari segi yang melatarbelakangi dan asal mulanya menunjukkan selain itu
Itu lebih kepada sebuah tinjauan majaz (makna kiasan) dan bukan hakekat (makna sebenarnya), atau
Tinjauan menamakan sesuatu dengan nama yang lain (dari sesuatu itu) karena ada keterkaitan di antara keduanya atau makna sebenarnya ada pada sebagian kalimat yang tidak disebut.
Contoh hadits:
"Janganlah kalian mencela masa, karena sesungguhnya Allah itu masa." (HR. Muslim)
"Biarkan dia merintih, karena sesungguhnya rintihan itu adalah asma Allah yang membuat orang sakit lega karenanya."
Asma Allah yang Agung
Dari Buraidah ra. berkata, Nabi Muhammad mendengar seorang laki-laki berdoa seraya. berkata, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu bahwa aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah yang tiada ilah selain Engkau, Yang Mahaesa dan tempat bergantung, Yang tidak berputera dan tidak diputerakan, Dan tidak ada seorang pun yang menyamai-Nya," Buraidah berkata, "Maka Rasulullah bersabda, 'Dan demi Dzat yang Jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh orang itu lelah memohon kepada Allah dengan asma-Nya yang agung. Yang Jika (seseorang) berdoa dengannya Allah akan mengabulkan; dan jika memohon dengannya, Allah akan memberi.’ (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan lbnu Majah)
Perbuatan
(الأَفْعَالُ)
Perbuatan Allah
Allah berbuat sesuai dengan KehendakNya (85:16)
Apa yang Dia lakukan tidak akan ditanya (siapa yang lebih tinggi dari Allah sehingga berani mempertanyakan perbuatan Allah?)
Bahkan merekalah yang akan ditanya oleh Allah terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan 21:23
Allah Ta’ala memberi, mencabut, menguji, memilih, membinasakan suatu kaum, meninggikan kaum lainnya, dan lain sebagainya, semua itu sesuai dengan kehendak Allah sendiri
Ridho
Ridho, inilah kata kunci terhadap semua yang telah perbuat terhadap kita atau di alam ini
Dengan ridho, kita akan bersabar terhadap musibah dan bersyukur terhadap nikmat
Tetapi Allah menyuruh kita untuk berbuat (9:105) bukan duduk-duduk, mencari bagian akhirat dan dunia (28:77), dan mencela orang yang menyerah dan berputus asa, bahkan menjadikan putus asa itu sebagai sifat kafir (12:87)
Nama dan sifat
(الأَسْمَاءُ وَ الصِّفَاتُ)
Tauhid
Dzat, sifat-sifat, nama-nama, dan perbuatan-perbuatan Allah itu tidak sama dengan yang lainnya
Allah ESA dalam Dzat, sifat-sifat, nama-nama, dan perbuatan-perbuatanNya
Kita harus membersihkan hal-hal yang mengotori kesucian ini
Ini adalah tuntutan tauhid kita kepada Allah
Tauhid Asma dan Sifat
Kita membatasi diri pada makna yang apa adanya:
Tidak dita’wil, misalnya Tangan Allah = kekuasaan Allah
Tidak dita’thil (ditolak) sehingga menolak bahwa Allah memiliki tangan, mata, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an
Tidak tamtsil (menyamakanNya dengan makhluk) 42:11
Tidak takyiif (menanyakan bagaimana Allah)
Bersamaan dengan itu, kami juga meyakini bahwa ta'wil-ta'wil kaum khalaf tidak mengharuskan jatuhnya vonis kekafiran dan kefasikan atas mereka dan tidak pula menjadikan munculnya pertikaian berlarut-larut antara mereka dan selainnya, dahulu maupun sekarang. 'Dada' lslam sesungguhnya lebih lapang dari pada ini semua.
Penyatuan Barisan
Ulama khalaf dan salaf telah sepakat bahwa
Kandungan maksud itu bukan lahirnya lafal sebagaimana yang dikenal untuk disandarkan kepada makhluk (ta'wil secara global)
Semua bentuk ta'wil, jika bertentangan dengan ushul syari'ah itu tidak boleh
Perbedaan hanya terbatas pada perbedaan lafal yang masih dibenarkan oleh syara'; dan itu sederhana saja sebagaimana engkau lihat, juga hal yang para salaf sendiri sering merujuk kepadanya,
Persoalan penting yang semestinya harus ditegakkan oleh kaum muslimin sekarang adalah tauhidush shufuf (penyatuan barisan) dan jam'ul kalimah (menghimpun kata) sedapat yang bisa kita lakukan.
Rububiyah
(الرُّبُوْبِيَّةُ)
Tauhid Rubuiyyah menuntut kita agar menjadikan Allah sebagai satu-satunya
-
Pencipta alam semesta
-
Pemelihara dan Pemberi rizki alam semesta
-
Pemilik alam semesta
Sehingga kita meyakini bahwa alam ini tidak terjadi secara kebetulan, tapi Allah-lah yang telah menciptakannya
Permintaan rizki hanya ditujukan kepada Allah, bukan kepada selainnya
Menafkahkan harta pemberian Allah itu sesuai dengan kehendak Pemiliknya
Mulkiyah
(المُلْكِيَّةُ)
(لااله إلا الله)
(لااله إلا الله)
Keempat tauhid tersebut merupakan konsekuensi dari kalimat لااله إلا الله
Inti kalimat ini adalah ikhlas, yakni
Melepaskan diri dan menjauhi thaghut
Beribadah hanya kepada Allah saja
Dalam istilah akidah disebut al-wala wal-bara’
Allah yang Dicintai
Ada tiga sikap manusia dalam masalah cinta kepada Allah
-
Mencintai Allah < mencintai selainNya 9:24
-
Mencintai Allah = mencintai selainNya 2:165
-
Mencintai Allah >>> mencintai selainNya 2:165
Yang pertama dan yang kedua adalah cinta yang dilarang
Yang ketiga adalah tuntutan cinta kepada Allah
Rabb yang dituju
(الرَّبُّ الْمَقْصُوْدُ)
Sudah selayaknya kita hanya menuju kepada Allah saja, karena Dialah satu-satunya yang mencipta, mememilara dan memberi rizki serta memiliki segala hal
Dialah yang Menghidupkan dan Mematikan
Dialah yang mengabulkan doa kita (40:60)
Raja yang ditaati
(اَلْمَلِكُ الْمُطَاعُ)
Karena Allah adalah pemegang otoritas dalam kepemimpinan, hukum, dan pemerintahan di alam semesta ini
Ketaatan kepada Allah adalah ketaatan yang mutlak
Ketaatan kepada Rasul pun mutlak, karena mentaati Rasul berarti mentaati Allah (4:80)
Siapa yang melanggar akan menanggung akibatnya
Ilah yang disembah
(اَلإِلَهُ الْمَعْبُوْدُ)
Ilah yang Disembah
Menjadikan Allah sebagai Ilah yang disembah
Inilah puncak tauhid
Kehidupan yang Baik
Kehidupan yang baik ini di dunia dan di akhirat
Di dunia mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan
Di akhirat mendapatkan sorga, ridho Allah, dan melihat Allah
Contoh
Di masa Umar bin Khattab semua bayi yang lahir dalam Islam mendapatkan santunan dari negara
Di masa Umar bin Abdul Aziz sukar mendapatkan mustahiq (orang yang berhak menerima zakat)
Dengan hidup di bawah naungan tauhid ini, umat Islam yang dewasa ini dalam kondisi yang paling rendah akan berhasil mendapatkan kembali kekuasaan yang telah dijanjikan Allah (24:55)