Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa Syekh Lemah Abang pernah berguru kepada Sunan Giri di Giri Kedaton atau Giri Gajah. Tetapi karena kelakukannya yang tidak senonoh yaitu suka mempelajari ilmu karang atau ilmu sihir maka ia tidak termasuk murid-murid terpilih. Sebab ilmu sihir yang mengandalkan bantuan jin dan setan itu dilarang oleh agama Islam.
Murid-murid yang terpilih artinya murid yang diperkenankan ikut mempelajari Ilmu Sepuh atau Ilmu Tua, yakni Ilmu Hak Sejati.
Tapi Syekh Lemah Abang tidak kekurangan akal. Ia tetap ingin mengikuti pelajaran tingkat tinggi itu secara sembunyi-sembunyi. Yaitu dengan jalan mengerahkan ilmu sihir sehingga tubuhnya nejadi seekor cacing.
Ia mengikuti wejangan Sunan Giri, tapi karena dasar batinnya tidak jernih maka apa yang diserapnya jauh dari apa yang dimaksudkan oleh Sunan Giri.
Selanjutnya ia membuka perguruan, banyak murid-muridnya yang berdatangan untuk berguru kepadanya. Diantaranya adalah Ki Ageng Pengging. Lontang Asmara, Pangeran Panggung, dll.
Namun karena pada mulanya ia menyadap ilmu dengan cara tidak benar maka ajaran yang disampaikan pun ajaran yang tidak benar.
Inti ajaran ini adalah Pantheisme atau manunggaling Kawula Gusti. Jadi dia sendiri telah mengaku bersatu dengan Tuhan.