Salaf secara bahasa adalah orang-orang terdahulu, sebagai lawan kata khalaf atau orang-orang yang datang belakangan.
Adapun batasan Salaf, sebagaimana pendapat al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani adalah orang-orang yang hidup pada tiga abad pertama Hijrah, berdasarkan hadits,
إِنَّ خَيْرَكُمْ قَرْنِي ثمَُّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sesungguhnya sebaik-baik kamu adalah abadku. Kemudian orang-orang setelah mereka. Kemudian orang-orang setelah mereka. Kemudian orang-orang setelah mereka”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Sedangkan para pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab (1115-1206H / 1703-1792M) yang disebut Wahhabi menisbatkan diri kepada Salaf.
Demikian menurut Syekh ‘Athiyyah Shaqar mantan mufti al-Azhar,
وظهر أخيرا من يطلقون على أنعسهم "السلعية" نسبة إلى السلف أى القدامى وحددهم ابن حجر حين سئل عن عمل المولد
النبوى بأنهم أهل القرون الثلاثة وشاعت هذه التسمية عند الوهابيين الذين يأخذون بمذهب محمد بن عبد الوهاب ، الذى
انتشر فى السعودية وصار مذهبا لهم ، وذلك لتبرمهم بأن منبعهم هو هذا المذهب الجديد، الذى اهتموا فيه بآراء ابن تيمية ،
وعملوا على نشرها فى العالم الإسلامى كله .
Akhir-akhir ini muncul mereka yang menyebut diri mereka kelompok Salafi, dinisbatkan kepada Salaf, artinya: orang-orang di masa lalu. Al-Hafizh Ibnu Hajar memberikan batasan -ketika ditanya tentang Maulid Nabi- bahwa Salaf adalah orang-orang yang hidup pada tiga abad pertama (Hijrah). Kemudian nama ini populer digunakan orang-orang Wahabi yang mengikuti mazhab Muhammad bin Abdul Wahhab (1115-1206H / 1703-1792M) yang tersebar di Saudi Arabia, kemudian menjadi mazhab bagi mereka, karena mereka sudah menetapkan diri bahwa mereka berasal dari mazhab baru tersebut. Mereka sangat perhatian dengan pendapat-pendapat Ibnu Taimiah dan menyebarkannya di seluruh dunia Islam.
Untuk membedakan antara Salaf asli dengan orang yang men-salaf-salaf-kan diri, maka istilah yang populer untuk orang-orang yang hidup pada tiga abad pertama Hijrah adalah kalangan Salaf atau Shalafushshaleh, sedangkan orang yang mengaku-ngaku salaf adalah istilah Salafi-Wahhabi.
Pro - Kontra Tentang Salafi-Wahhabi:
Pendapat Syekh Abdul ‘Aziz Ibnu Baz:
السلعية: نسبة إلى السلف، والسلف: هم صحابة رسول الله صلى الله عليه وسلم وأئمة الهدى من أهل القرون الثلاثة الأولى
خير الناس قرني ثم الذين يلونهم، ثم الذين « : رضي الله عنهم الذين شهد لهم رسول الله صلى الله عليه وسلم بالخير في قوله
( » يلونهم، ثم يجيء أقوام تسبق شهادة أحدهم يمينه ويمينه شهادته 1 ( رواه الإمام أحمد في مسنده ) 1 ( الإمام أحمد ) 4 /
426 ، 427 ، 479 (، والبخاري ]فتح الباري[ برقم ) 2651 ، 3650 ، 6428 ، 6695 (، ومسلم برقم ) 2535 (، وأبو داود برقم
( 4657 (، والترمذي برقم ) 2222 ، 2223 .)
والبخاري ومسلم والسلعيون : جما سلعي نسبة إلى السلف، وقد تقدم معناه، وهم الذين ساروا على منها السلف من اتباع
الكتاب والسنة والدعوة إليهما والعمل بهما، فكانوا بذلك أهل السنة والجماعة .
Salafi dinisbatkan ke Salaf. Salaf adalah: para shahabat Rasulullah Saw dan para imam dari tiga abad awal Hijrah. Allah Swt meridhai mereka dan Rasulullah Saw telah mempersaksikan kebaikan mereka dalam sabdanya, “Sebaik-baik manusia adalah abadku, kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang setelah mereka. Kemudian datang beberapa kaum yang persaksiannya mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya”. (HR. Ahmad dalam Musnadnya, al-Bukhari, Muslim, Abu Daud dan at-Tirmidzi).
Imam al-Bukhari, Imam Muslim dan orang-orang Salafiyyun, bentuk jamak dari kata Salafi, dinisbatkan kepada Salaf, telah dijelaskan maknanya, mereka adalah orang-orang yang berjalan di atas manhaj kalangan Salaf; mengikuti al-Qur’an dan Sunnah, mengajak kepada al-Qur’an dan Sunnah dan mengamalkannya. Dengan demikian mereka adalah Ahlussunnah waljama’ah.
Pendapat Syekh Ibnu ‘Utsaimin:
أولاً: يجب أن نعلم أن السلعي ليس محصوراً على فئة معينة، كل من تمسك بمذهب السلف فهو سلعي، هذا السلعي سواءً
تقدم زمنه أو تأخر.
وأما أن نجعله في فئة معينة نقول: هيلاء سلعيون وهيلاء عقلانيون فهذا غلط، ولكن ليعلم أن من العلماء من يغلب جانب
العقل ومنهم من يغلب جانب الشرع، ولهذا تجد في كتب الخلاف العقهية إذا أرادوا أن يتكلموا عن أصحاب أبي حنيعة رحمهم
الله يصعونهم بأنهم أصحاب الرأي؛ لأن عندهم أصحاب الدليل وأصحاب الرأي.
فخذ هذه القاعدة: السلعي من تمسك بمذهب السلف ولا يختص بطائعة معينة، ولا يجوز أن نصنف الناس ونقول: هيلاء
سلعيون وهيلاء عقلانيون، أو ما أشبه ذلك.
أقول: السلعي من أخذ بمذهب السلف عقيدة وقولاً وعملاً في أي مكان، ولا يصح أن نقسم المسلمين ونقول: هذا عقلاني،
وهذا سلعي وما أشبه ذلك، بل يجب على الجميا أن يكونوا سلعيين، لا على أنها مسألة حزبية لا، على أنها هي الحق، قال الله
عز وجل: } وَالسَّابِقُونَ الْأوََّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأنَْصَارِ وَالَّذِينَ اتبََّعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللََّّ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ {
]التوبة: 100 .]
Pertama, kita wajib mengetahui bahwa Salafi tidak hanya terbatas ada kelompok tertentu. Semua yang berpegang dengan mazhab Salaf adalah Salafi. Inilah Salafi, apakah zaman terdahulu ataupun zaman belakangan.
Adapun kita jadikan Salaf pada kelompok tertentu dengan mengatakan, “Mereka adalah orang-orang Salafi dan mereka adalah orang-orang rasionalis”. Itu keliru. Perlu diketahui bahwa ada diantara ulama yang lebih mengedepankan aspek akal dan ada pula yang lebih mengedepankan aspek syar’i. Oleh sebab itu Anda temukan di dalam kitab-kitab perbedaan fiqh. Apabila mereka ingin bicara tentang mazhab Hanafi, mereka sebut orang-orang Mazhab Hanafi itu adalah ahli ra’yi (pendapat), karena diantara diantara para ahli Fiqh itu ada yang ahli dalil da nada pula ahli ra’yi (pendapat).
Ambillah kaedah ini, “Salafi adalah orang yang berpegang pada mazhab Salaf, bukan khusus untuk kelompok tertentu”. Kita tidak boleh mengelompokkan orang, lalu mengatakan, “Mereka Salafi dan mereka orang-orang Rasionalis”, atau kalimat seperti itu.
Saya katakakan, “Salafi adalah orang yang berpegang kepada mazhab Salaf dalam aqidah, ucapan dan perbuatan, di setiap tempat. Tidak benar jika kita membagi kaum muslimin dengan mengatakan, “Ini orang rasionalis”, dan, “Ini Salafi”, atau seperti itu. Akan tetapi semuanya wajib Salafi, bukan masalah kelompok, akan tetapi masalah kebenaran. Allah Swt berfirman, “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah”. (Qs. At-Taubah [9]: 100).
Pendapat-Pendapat Kontra:
Pendapat Syekh Ahmad bin Muhammad ash-Shawi al-Maliki (w.1241H):
أَفَمَنْ زُي نَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآَهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَََّّ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَعْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَََّّ عَلِيمٌ بِمَا
يَصْنَعُونَ . هذه الاية نزلت في الخوار الذين يحرفون تأويل الكتاب والسنة ويستحلون بذلك دماء المسلمين وأموالهم كما هو
مشاهد الآن في نظائرهم وهم فرقة بأرض الحجاز يقال لهم الوهابية يحسبون أنهم على شيء ألا إنهم هم الكاذبون
“Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan) ? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (Qs. Fathir [35]: 8). Ayat ini turun pada orang-orang Khawarij yang menyelewengkan penakwilan al-Qur’an dan Sunnah, dengan itu mereka menghalalkan darah dan harta kaum muslimin, sebagaimana yang dapat disaksikan saat sekarang ini pada kelompok yang sama dengan mereka yaitu satu kelompok dibumi Hijaz, mereka disebut al-Wahhabiyyah, mereka menyangka bahwa mereka di atas sesuatu, padahal mereka adalah para pendusta.
Pendapat Syekh Ibnu ‘Abidin (1198-1252H):
مطلب في أتباع محمد بن عبد الوهاب الخوار في زمننا: كما وقا في زمننا في أتباع ابن عبد الوهاب الذين خرجوا من نجد
وتغلبوا على الحرمين وكانوا ينتحلون مذهب الحنابلة لكنهم اعتقدوا أنهم هم المسلمون وأن من خالف اعتقادهم مشركون
واستباحوا بذلك قتل أهل السنة وقتل علمائهم حتى كسر الله شوكتهم وخرب بلادهم وظعر بهم عساكر المسلمين عام ثلاث
وثلاثين ومائتين وألف
Sub Pembahasan: Tentang para pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab seorang Khawarij di zaman kita. Sebagaimana telah terjadi di zaman kita tentang para pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab yang telah keluar dari Nejed, mereka menguasai Mekah dan Madinah. Mereka mengikut mazhab Hanbali. Menurut mereka hanya mereka sajalah yang disebut kaum muslimin, siapa saja yang berbeda dengan keyakinan mereka maka mereka adalah orang-orang musyrik. Dengan itu mereka menghalalkan pembunuhan terhadap Ahlussunnah, membunuh para ulama Ahlussunnah, hingga Allah Swt menghancurkan kekuatan mereka dan menghancurkan negeri mereka. Pasukan kaum muslimin berhasil menumpas mereka pada tahun 1233H.
untuk Detailnya bisa dilihat pada versi pdf.
~ * ~