حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ حَدَّثَنَا كَثِيرٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ حَدَّثَنِي جَابِرٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا فِي مَسْجِدِ الْفَتْحِ ثَلَاثًا يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الثُّلَاثَاءِ وَيَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ فَاسْتُجِيبَ لَهُ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ فَعُرِفَ الْبِشْرُ فِي وَجْهِهِ قَالَ جَابِرٌ فَلَمْ يَنْزِلْ بِي أَمْرٌ مُهِمٌّ غَلِيظٌ إِلَّا تَوَخَّيْتُ تِلْكَ السَّاعَةَ فَأَدْعُو فِيهَا فَأَعْرِفُ الْإِجَابَةَ
Telah bercerita kepada kami Abu ‘Amir telah bercerita kepada kami Katsir yaitu Ibnu Zaid, telah bercerita kepadaku Abdurrahman bin Ka’b bin Malik telah bercerita kepadaku Jabir yaitu Ibnu Abdullah berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa di masjid Al Fath tiga hari, pada hari Senin, Selasa dan Rabu, dan dikabulkannya pada Hari Rabu di antara dua shalat, maka terlihat kegembiraan terbias pada wajah beliau. Jabir berkata; maka tidak pernah terjadi padaku suatu perkara yang penting dan besar melainkan saya menuju (ke tempat tersebut) seperti waktu itu, kemudian saya berdoa di dalamnya hingga saya mengetahui pengabulannya.
(HR. AHMAD – 14036)
Penjelasan :
Katsir bin Zaid, Ulama ahli hadis berbeda pendapat dalam memberikan penilaian. ada yang menilainya tsiqoh (terpercaya) dan banyak yang men-dhaifkannya. sementara Ya’qub bin Syaibah menilainya lemah, dan demikian pula an-Nasai. demikkian pula Abu hatim menyebut beliau sholeh namun tidak kuat, hadisnya bisa ditullis.