Dicabutnya ilmu


َدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu’aib berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Az Zinad dari ‘Abdurrahman Al A’raj dari Abu Hurairah ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian.”

 

Takhrij Hadis ini diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Sakhr (57 H), menurut Ibnu Hajar ia adalah sahabat. Kemudian Abdurrahman bin Hurmuz (117 H), menurut Ibnu Sa'ad ia tsiqah. Kemudian Abdullah bin Dzakwan (130 H), menurut Abu Dzur'ah ia tsiqah, Kemudian Su'aib bin Abi Hamzah (162 H), menurut Al'Ajli ia tsiqah. Kemudian Alhakam bin Nafi (222 H), menurut Al'Ajli laa ba'sa bih. Hadis ini shahih menurut ijma ulama. Terdapat dalam kitab Fathul Bari no 1036, Kitab Jumat, Bab doa yang dibaca ketika terjadi gempa bumi atau terjadinya tanda-tanda kekuasaan Allah