Semangat seseorang untuk meraih ilmu


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنِي قَيْسٌ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يَقُولُ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma’il berkata, telah menceritakan kepada saya Qais dari Ibnu Mas’ud radliallahu ‘anhu berkata; Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda:

“Tidak boleh iri (dengki) kecuali kepada dua hal. (Yaitu kepada) seorang yang Allah berikan kepadanya harta lalu dia menguasainya dan membelanjakannya di jalan yang haq (benar) dan seorang yang Allah berikan hikmah (ilmu) lalu dia melaksanakannya dan mengajarkannya (kepada orang lain) “.

Takhrij Hadis in diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud (32 H), menurut ijma ulama ia sahabat. Kemudian Qais bin Abi Hazim (97 H), menurut Yahya bin Main ia tsiqah. Kemudian Ismail bin Abi Khalid (146 H), menurut Yahya bin Main ia tisqah. Kemudian Yahya bin Sa'id (198 H), menurut An-Nasa'i ia tsiqah sabat. Kemudian Muhammad bin Al-Mutsana (252 H), menurut Yahya bin Main ia tsiqah. Hadis ini dishahihkan oleh Ijma’ Ulama apat dalam kitab Fathul bari no 1409, Kitab zakat, Bab membelanjakan hartanya sesuai haknya.