Kejahilan orang Arab yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan


حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا

قَالَإِذَا سَرَّكَ أَنْ تَعْلَمَ جَهْلَ الْعَرَبِ فَاقْرَأْ مَا فَوْقَ الثَّلَاثِينَ وَمِائَةٍ فِي سُورَةِ الْأَنْعَامِ{ قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ قَتَلُوا أَوْلَادَهُمْ سَفَهًا بِغَيْرِ عِلْمٍ إِلَى قَوْلِهِ قَدْ ضَلُّوا وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ }

Telah bercerita kepada kami Abu Al Nu’man telah bercerita kepada kami Abu ‘Awanah dari Abu Bisyir dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata;

“Jika kamu dapat bergembira dengan mengetahui kejahilan orang Arab, maka bacalah firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala mulai dari (“Sungguh telah rugilah orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan dan tanpa ilmu…”) sampai firman-Nya (“..Sungguh mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk”) (QS al-An’am ayat 140).

Takhrij Hadis ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas (68 H), menurut Adz-Dzahabi ia sahabat. Kemudian Sa'id bin Jubair (94 H), menurut Az-zahabi ia adalah ahadul a'lam. Kemudian Ja'far bin Iyas (125 H), menurut An-Nasai ia tsiqah. Wadhah bin Abdullah (176 H), menurut Al'Ajli ia tsiqah. Kemudian Muhammad bin Fadlal (224 H), menurut Adz-Dzahabi ia adalah tsiqah. Hadsi ini shahih menurut ijma ulama. Terdapat dalam kitab Fathul Bari no 3524, Kitab prilaku budi pekerti yang terpuji, Bab kebodohan Arab.