Akibat Riya’ dan Sum’ah


عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ:

سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ :

يَكْشِفُ رَبُّنَا عَنْ سَاقِهِ فَيَسْجُدُ لَهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ فَيَبْقَى كُلُّ مَنْ كَانَ يَسْجُدُ فِي الدُّنْيَا رِيَاءً وَسُمْعَةً فَيَذْهَبُ لِيَسْجُدَ فَيَعُودُ ظَهْرُهُ طَبَقًا وَاحِدًا

(رواه البخاري)

Dari Abu Sa’id radliallahu ‘anhu ia berkata;

Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Rabb kita menampakkan betisnya, maka sujudlah setiap orang mukmin dan mukminah, sehingga yang tersisa hanyalah orang-orang yang ketika di dunia ia sujud karena riya` dan sum’ah. Mereka mencoba untuk sujud, namun punggung mereka kembali tegak”.1

HR Bukhari

♦Syarah Hadits

  • Dalam terjemahan Alquran yang disusun oleh Departemen Agama RI dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan betis disingkapkan ialah menggambarkan keadaan orang yang sedang ketakutan yang hendak lari karena hebatnya huru-hara hari kiamat.2
  • Quraish Shihab menjelaskan bahwa yang dimaksud pada hari betis disingkapkan adalah hari saat mencekamnya situasi dan munculnya marabahaya. Saat itu para pendurhaka diajak bersujud sebagai ejekan terhadap mereka, karena mereka tidak memiliki potensi lagi untuk bersujud. Mereka menundukkan pandangan sangat ingin bersujud dan pertanda penyesalan dan rasa takut yang menyelimuti mereka disamping mereka senantiasa diliputi oleh kehinaan.
  • Ash-Shiddiqy menjelaskan yang dimaksud betis adalah huru hara. Disamakan huru hara dengan betis karena manusia apabila terkait dalam suatu urusan yang pelik, maka ia menyingsingkan lengan bajunya dan meninggikan kain sehingga terbuka betisnya.3
  • Pendapat an-Nawawi, beliau menjelaskan bahwa mungkin orang akan mengira orang munafiq melihat Allah bersama orang mukmin lainnya karena teks hadis itu berbunyi “dan tinggallah orang-orang yang menyembah Allah, yang baik maupun yang maksiat”. Padahal orang munafiq tidaklah bisa melihat Allah.

1. (Bukhari nomor 4538 didalam ensiklopedia hadits (shahih menurut ijma’ ulama))
2. Terjemahan Alquran yang disusun oleh Departemen Agama RI
3. Dalam bukunya (Ash-Shiddiqy ) Mutiara Hadis