حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا فَإِذَا رَآهَا النَّاسُ آمَنَ مَنْ عَلَيْهَا فَذَاكَ حِينَ
{ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ }
(رواه البخاري)
Telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga matahari terbit dari sebelah barat. Apabila matahari itu telah terbit, dan orang-orang melihatnya maka mereka semua segera beriman. Itulah maksud firman Allah: Pada hari datangnya ayat (tanda) dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. (Al An’am 158)”.1
HR. Bukhari
♦Syarah hadits
- Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Jika tumbuh keimanan pada seorang yang kafir ketika itu, maka keimanannya tidak akan diterima. Adapun orang yang telah beriman sebelumnya, jika dia baik dalam perbuatannya, maka dia berada dalam kebaikan yang sangat besar. Adapun jika dia adalah orang yang mencampuradukkan antara kebaikan dan keburukan, lalu dia bertaubat, maka taubatnya tidak diterima ketika itu.”
- Al Hafizh Al Baihaqi dalam kitab “Al Ba’tsu Wa Annusyur” meriwayatkan suatu hadis dari Ibn Mas’ud tentang hal ini: “Pada malam itu seorang laki-laki akan memanggil tetangganya: “Wahai saudara apakah yang telah terjadi terhadap kita pada malam ini? Aku telah tidur sampai puas dan akupun telah shalat sampai penat”, kemudian dikatakanlah kepadanya (matahari): “Terbitlah kamu dari tempat terbenammu” dan itulah hari yang tidak berguna iman seseorang yang tidak pernah beriman sebelumnya atau berbuat baik dalam imannya.”2