حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ صَالِحِ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ
فَرَضَ اللَّهُ الصَّلَاةَ حِينَ فَرَضَهَا رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ فِي الْحَضَرِ وَالسَّفَرِ فَأُقِرَّتْ صَلَاةُ السَّفَرِ وَزِيدَ فِي صَلَاةِ الْحَضَرِ
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Shalih bin Kaisan dari ‘Urwah bin Az Zubair dari ‘Aisyah Ibu kaum Mu’minin, ia berkata, “Allah telah mewajibkan shalat, dan awal diwajibkannya adalah dua rakaat dua rakaat, baik saat mukim atau saat dalam perjalanan. Kemudian ditetapkanlah ketentuan tersebut untuk shalat safar (dalam perjalanan), dan ditambahkan lagi untuk shalat di saat mukim.”
Syarah :
- Pengulangan kata “dua rakaat adalah untuk meneraangkan dua rakaat tersebut mencakup seluruh Shalat.
- Ibnu Ishaq Menambahkan “Shaleh bin Kaisam menceritakan kepadaku melalui jalur diatas ‘kecuali Shalat Maghrib karena sejak awal ditetapkan tiga rakaat
“
Fathul Baari, no 337, jilid 3, kitab Sholat, Syarah Shohih Bukhori