حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الشِّغَارِ وَالشِّغَارُ أَنْ يُزَوِّجَ الرَّجُلُ ابْنَتَهُ عَلَى أَنْ يُزَوِّجَهُ الْآخَرُ ابْنَتَهُ لَيْسَ بَيْنَهُمَا صَدَاقٌ
“Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang tentang nikah Syighar.
Syighar adalah seseorang yang menikahkan puterinya dengan orang lain dengan syarat orang tersebut menikahkan
puterinya dengan dirinya tanpa mahar antara keduanya.“
(HR. Imam Malik : 980)
Nafi, maula Ibnu Umar (tabi'in biasa), Kuniyah Abu Abdullah, Madinah, (w.117 H)
komentar ulama : An Nasa'i (Tsiqah)
Abdullah ibnu Umar bin Al-Khattab bin Nufail (sahabat), Kuniyah Abu Abdur Rahman, Madinah, (w.73 H).
komentar ulama : Ibnu Hajar Al Asqalani (Sahabat)