kewajiban membayar mahar


حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ
قَضَى فِي الْمَرْأَةِ إِذَا تَزَوَّجَهَا الرَّجُلُ أَنَّهُ إِذَا أُرْخِيَت السُّتُورُ فَقَدْ وَجَبَ الصَّدَاق

Artinya :
“Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Yahya bin Sa’id dari Sa’id bin Musayyab bahwa Umar bin Khattab memberi putusan tentang wanita yang telah dinikahi oleh seorang laki-laki: “Jika tirai telah diturunkan, maka mahar wajib dibayarkan.“ (HR. Imam Malik : 971)

yahyah bin sa'id bin qais ( tabi'in kalangan biasa ) menurut ibnu sa'd ( tsiqoh ) ahmad bin hambal ( paling tsabat ) abu hatim ( tsiqoh )