Tidak Disukainya Tidur Sebelum Shalat Isya


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ أَبِي الْمِنْهَالِ عَنْ أَبِي بَرْزَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا

رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam berkata, telah mengabarkan kepada kami ‘Abdul Wahhab Ats Tsaqafi berkata, telah menceritakan kepada kami Khalid Al Hadza’ dari Abu Al Minhal dari Abu Barzah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak suka tidur sebelum shalat ‘Isya dan berbincang-bincang setelahnya.

HR. Bukhari.

 

Syarah hadis:

  1. Impikasi hadis ini, waktu tidur yang paling berkah adalah jam-jam pertama malam, langsung setelah isya’. Berbagai penelitian empiris telah membuktikan kebenaran sabda Nabi Saw, karena beberapa faktor: Adanya kebutuhan mendesak manusia untuk tidur pada awal jam istirahat sehingga bisa menjaga keseimbangan waktu hidup yang telah ditentukan.
  2. Kadar tidur awal akan mengorganisasi aktivitas kehidupan praktis, belajar, ibadah kepada Allah seorang dan menstabilkan suhu badan serta mengaktifkan kembali memori dan menyempurnakan kekerungan-kekurangan yang mungkin ditemukan pada sistem kekebalan tubuh.
  3. Hikmah dibalik ketidaksukaan  Nabi Saw untuk tidur   sebelum   mengerjakan shalat isya agar tidak terlewat dan ketidaksukaan beliau   untuk berbincang-bincang sesudah   shalat Isya demi   memanfakan   jam-jam tidur paling afdol di awal malam.

Shahih Bukhari – Kitab : Waktu-waktu shalat Bab : Tidak disukainya tidur sebelum shalat ‘Isya‘ No. Hadis : 535

Referensi Syarah: Zaghul An – Najjar, Pembuktian Sains Dalam Sunnah ( Buku 2 ), Jakarta: Amzah. 2006. h. 44.