Ayat 204 menyinggung kemunafikan sekelompok Munafikin dan menjelaskan bahwa sebagian masyarakat menyatakan keimanan dengan ucapan dan mereka berbicara tentang kehidupan dunia sedemikian rupa, sehingga orang-orang Mukmin terkesan dan hormat dengan ucapan-ucapan mereka. Al-Quran mengingatkan soal bahayanya orang-orang Munafik tadi dan menganjurkan Muslimin agar waspada dan tidak mempercayai mereka itu. Mereka tidak memiliki iman di dalam hati, melainkan mereka bermusuhan terhadap Muslimin, namun mereka menyembunyikan permusuhan tersebut. Pada ayat berikutnya yaitu 205, Allah berbicara tentang keistimewaan orang-orang shalih yang ketika mendapat kekuasaan, mereka berpikir untuk memperbaiki agama dan dunia rakyatnya, selain memperkokohkan shalat yang merupakan refleksi terbaik hubungan makhluk dengan Allah, juga menguatkan masyarakat dengan mengeluarkan zakat, yaitu hubungan dengan rakyat dan orang-orang tertindas.