قاَلَ الإمَامُ البُخاَرِي رَحِمَهُ اللهُ:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ:
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْوِصَالِ، قَالُوا: إِنَّكَ تُوَاصِلُ، قَالَ:
إِنِّي لَسْتُ مِثْلَكُمْ إِنِّي أُطْعَمُ وَأُسْقَى.
Imam al-Bukhari ra berkata:
Telah menceritakan kepada kami Abdullah ibn Yusuf yang berkata: Telah mengabarkan kepada kami Malik, dari Nafi’, dari Abdullah ibn Umar ra yang berkata:
Rasulullah saw melarang puasa wishal. Orang-orang berkata: Namun, bukankah anda sendiri melakukan puasa wishal? Beliau bersabda:
Aku tidak sama dengan keadaan seorang dari kalian karena aku diberi makan dan minum.
Pesan-pesan hadis:
- Rasulullah saw melarang puasa wishal yang menyambung dengan malam atau bahkan esok.
- Rasulullah saw berbeda dengan manusia biasa.
- Di antara kelebihan yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad saw adalah memberinya makan dari makanan langit.
Sahih al-Bukhari, hadis no. 1826. Lihat juga di no. 1788.
Selain oleh al-Bukhari, hadis ini juga diriwayatkan oleh: Muslim, hadis no. 1844 dan 1845; Abu Daud, hadis no. 2013; Ahmad, hadis no. 4491, 4522, 5533, 5647, 5851, 6017 dan 6125; Malik, hadis no. 590.