قاَلَ الإمَامُ البُخاَرِي رَحِمَهُ اللهُ:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعِ الثِّمَارِ حَتَّى يَبْدُوَ صَلاَحُهَا نَهَى الْبَائِعَ وَالْمُبْتَاعَ.
Imam al-Bukhari ra berkata:
Telah menceritakan kepada kami Abdullah ibn Yusuf yang berkata: Telah mengabarkan kepada kami Malik, dari Nafi’, dari Abdullah ibn Umar ra, bahwa:
Rasulullah saw melarang jual beli buah-buahan hingga sampai buah itu telah nampak jadinya. Beliau melarang untuk penjual dan pembeli.
Pesan-pesan hadis:
- Bentuk Perdagangan yang dilarang adalah menjual buah yang baru muncul (ijon).
- Jenis ini dilarang karena ada yang dirugikan.
- Larangan itu akan hilang dengan sendirinya jika buah itu sudah masak atau diketahui bentuk ukurannya.
Sahih al-Bukhari, hadis no. 2044. Lihat juga hadis no. 1391, 2026, 2027, 2035, 2036, 2039, 2043, 2053 dan 2206.
Selain oleh al-Bukhari, hadis ini juga diriwayatkan oleh: Muslim, hadis no. 2827-2841 dan 2846-2850; al-Tirmizi, hadis no. 1147, 1148 dan 1221; al-Nasa’i, hadis no. 3860, 4443, 4444, 4445, 4446, 4456, 4457, 4458, 4460, 4462, 4464, 4473 dan 4475; Abu Daud, hadis no. 2917, 2923 dan 2924; Ibn Majah, hadis no. 2205, 2256, 2259 dan 2260; Ahmad, hadis no. 4260, 4264, 4264, 4296, 4418, 4637, 4705, 4756, 4768, 4816, 4859, 4883, 4888, 4937, 4985, 5022, 5040, 5041, 5188, 5242, 5263, 5597, 5785, 6034 dan 6088; Malik, hadis no. 1127 dan1140; al-Darimi, hadis no. 2442.