قاَلَ الإمَامُ البُخاَرِي رَحِمَهُ اللهُ:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
مَنْ ابْتَاعَ طَعَامًا فَلَا يَبِعْهُ حَتَّى يَسْتَوْفِيَهُ.
Imam al-Bukhari ra berkata:
Telah menceritakan kepada kami Abdullah ibn Yusuf yang berkata: Telah mengabarkan kepada kami Malik, dari Nafi’, dari Abdullah ibn Umar ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:
Siapa yang membeli makanan janganlah dia menjualnya sebelum menjadi haknya secara sempurna.
Pesan-pesan hadis:
- Islam membolehkan jual beli atau perdagangan.
- Namun Islam tidak memperbolehkan seseorang menjual barang yang belum menjadi haknya.
- Satu dari beberapa cara pemindahan hak adalah ketika pembeli sudah memenuhi persyaratan jual beli yang sempurna.
Sahih al-Bukhari, hadis no. 1982. Lihat juga hadis no. 1989 dan 1992.
Selain oleh al-Bukhari, hadis ini juga diriwayatkan oleh: Muslim, hadis no. 2786, 2810-2816; Abu Daud, hadis no. 3029-3032, 3035 dan 3036; al-Nasa’i, hadis no. 4518, 4519, 4525-4529; Ibn Majah, hadis no. 2217 dan 2220; Ahmad, hadis no. 372, 4288, 4410, 4486, 4746, 4901, 5654, 5915, 5993, 6090 dan 6183; Malik, hadis no. 1154-1156, 1159 dan 1276; dan al-Darimi, hadis no. 2446.