Dalam melakukan takhrij hadis atau penelusuran terhadap satu hadis yang bertujuan untuk menemukan informasi seputar hadis yang diteliti, harus dilakukan secara sunggug-sungguh dengan melibatkan keilmuan lain. Usaha yang sudah dilakukan oleh para ulama hadis terdahulu merupakan hal yang sangat berharga bagi kita, karena hasil-hasil pemikiran mereka terkait dengan hadis dan ilmunya menjadi satu warisan leluhur yang sangat unik. Keunikan hadis dikarenakan ada beberapa faktor yang melingkupinya di antaranya;
Pertama, struktur hadis terdiri dari sanad, matan dan mukharrij/mudawwin, sehingga kajian penelitian hadis bukan hanya pada teksnya saja tetapi juga pada yang membawa teks hadis tersebut sampai didiwankan dalam sebuah kitab, dan kitab diwan hadis sangat banyak, sehingga kita bisa melakukan trianggulasi riwayat sebanyak-banyaknya untuk mencari validitas sebuah hadis.
Kedua, metode yang digunakan yaitu metode takhrij hadis, yang sebenarnya diadopsi oleh para pemikir sekarang terkait dengan pendekatan penelitian misalnya, dalam hadis pun ada pendekatan kualitas dan pendekatan kuantitas yaitu dengan melihat kuantitas dan kualitas sanad hadis dan kualitas matan hadis, dengan cara melakukan i’tibar yang dikenal dalam penelitian sekarang dengan istilah trianggulasi data. Dengan demikian ulama mutaakhkhirin belajar dari ulama mutaqaddimin.
Ketiga, jarang diminati dikarenakan rumitnya penelitian hadis, selain banyaknya macam hadis dengan kuantitas dan kualitas yang beragam, juga banyaknya kitab-kitab hadis yang harus di buka sebagai rujukan, dengan bahasa Arab, yang biasanya menjadi suatu hal yang “alergi” bagi yang tidak memiliki basis bahasa Arab tersebut.
Dari Pembahasan pada bab-bab sebelumnya juga dapat dilihat bahwa pembahasan tersebut merupakan pembahasan yang tidak mendalam karena bisa digunakan sebagai metode dan teori pengantar penelitian hadis, dan contoh aplikasinyapun berupa penelitian pendahuluan, di mana penelitian tersebut baru bersifat penjajagan saja dan bisa dilanjutkan kembali jika dibutuhkan pendalaman dengan menggunakan referensi yang lebih banyak lagi.
Referensi dalam melakukan penelitian sebuah hadis sangat beragam, dan metode takhrij yang digunakan pun berbagai macam sesuai dengan kebutuhan si peneliti. Begitu juga dalam menggunakan teori sebagai pisau analisis data-data hasil penelitian/temuan-temuan bisa berbagai macam, oleh karena itu analisis penelitian hadis sifatnya ijtihadi sesuai dengan pemehaman peneliti terhadap teori-teori ilmu hadis dan sesuai data yang ditemukannya.