Takhrij sebagai metode untuk menemukan kehujjahan hadis terbagi kepada tiga yaitu :
1. Takhrij Naql (Akhdzu)
Takhrij dalam bentuk ini kegiatannya berupa penelusuran, penukilan dan pengambilan hadis dari berbagai kitab/diwan hadis (Mashadir Al-Ashliyah), sehingga dapat diidentifikasi hadis-hadis tertentu yang dikehendaki lengkap dengan rawi dan sanad-nya masing-masing.
2. Takhrij Tashhih
Cara ini sebagai lanjutan dari cara pertama di atas, yang menggunakan pendekatan takhrij dengan al-naql. Tashhih dalam arti menganalisa keshahihan hadis dengan mengkaji rawi, sanad dan matan berdasarkan kaidah.
3. Takhrij I’tibar (Al-Bahts)
Cara ini sebagai lanjutan dari cara kedua di atas. I’tibar berarti mendapatkan informasi dan petunjuk dari literatur, baik kitab/diwan yang asli (Mushahaf, Musnad, Sunan dan Shahih), kitab Syarah dan kitab-kitab yang memuat problematika hadis.
Sedangkan Ahmad Lutfi dari Mahmud Thahan berpendapat bahwa metode takhrij ada lima, di antaranya :
1. Men-takhrij dengan cara mengetahui nama shahabat yang meriwayatkan hadis.
2. Men-takhrij dengan cara mengetahui kata pertama dari pada lafadz hadis.
3. Men-takhrij dengan cara mengetahui satu kalimat yang sering diulang dari lafadz hadis itu sendiri.
4. Men-takhrij dengan cara mengetahui salah satu tema Hadis atau pokok bahasan Hadis.
5. Men-takhrij dengan cara mengetahui sanad dan matan Hadis.[2]
Akan tetapi melihat pendapat Endang Soetari dalam bukunya “Ilmu Hadis kajian Riwayah dan Dirayah”, kelima metode yang dirumuskan Mahmud Thahan termasuk ke dalam metode takhrij yang pertama yaitu Takhrij Al-Naql (Al-Akhdzu). Sebagaimana skema berikut :
Sedangkan metode takhrij yang kedua, bagi Endang Soetari pembahasannya berkaitan dengan teori-teori Ilmu hadis tentang pembagian hadis dilihat dari segi kualitasnya, baik yang maqbul (diterima) maupun yang mardud (ditolak). Sebagaimana skema berikut :
Selanjutnya metode takhrij yang ketiga, Endang Soetari membahasnya berkaitan dengan kitab-kitab Mashadir Al-Ashliyah dan kitab-kitab syarah hadis serta kitab-kitab yang memuat dalil-dalil hadis atau problematika hadis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema di bawah ini :