Korelasi dengan Hadis yang Sama dengan Jalur Lain


Pada riwayat Muslim, sahabat ‘Aisyah melihat langsung apa yang dilakukan suaminya (Rasulullah SAW), bahwasannya setelah salam beliau mengucapkan;

اللهم انت السلام ومنك السلام تباركت ذا الجلال والإكرام

Atau menggunakan ya nida’ yaitu ;

يا ذا الجلال والإكرام.[469]

Begitu juga pada riwayat Abu Daud, sahabat ‘Aisyah melihat langsung dari suaminya, bahwasanya Rasul SAW apabila setelah salam mengucapkan;

للهم انت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام.

اRiwayat Abu Daud yang lain, sahabat Tsauban (asisten rasulullah SAW) melihat langsung bahwasannya Rasulullah SAW apabila telah menyelesaikan shalat beliau membaca istighfar tiga kali kemudian membaca doa seperti hadis dari sahabat ‘Aisyah tersebut di atas. [470]

Dalam riwayat At-Tirmidzi, sahabat Tsauban (asisten Rasul SAW) melihat langsung apabila Rsulullah SAW telah menyelesaikan shalatnya lalu beliau membaca istighfar tiga kali kemudian mengucapkan;Dalam riwayat At-Tirmidzi, sahabat Tsauban (asisten Rasul SAW) melihat langsung apabila Rsulullah SAW telah menyelesaikan shalatnya lalu beliau membaca istighfar tiga kali kemudian mengucapkan;

اللهم انت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام.[471]

Dalam riwayat An-Nasa’i, sahabat Tsauban (asisten Rasul SAW) menceritakan bahwa sesungguhnya Rsulullah SAW telah menyelesaikan shalatnya beliau membaca istihgfar tiga kali dan membaca doa;

اللهم انت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكر [472]

Begitupun pada riwayat Ahmad, sahabat ‘Aisyah (istri Rasul SAW) dan sahabat Tsauban (asisten Rasul SAW) walaupun lafadz awal matannya berbeda tetapi maksudnya sama yaitu mereka sama-sama melihat Rasulullah SAW, apabila telah menyelesaikan shalat beliau membaca doa tersebut di atas, tetapi pada jalur Tsauban ditambah dengan membaca istighfar tiga kali kemudian baru membaca doa tersebut.[473]

Melihat dari perbandingan beberapa riwayat tersebut di atas tidak ada perbedaan yang menyebabkan terjadinya syadz dan ‘illat pada matan hadis tersebut, hanya saja antara sahabat ‘Aisyah dan Tsauban sedikit berbeda pada awal lafadz matannya namun itu tidak menyebabkan berbedanya maksud hadis tersebut. Karena redaksi matan hadisnya beda lafadz sama makna, maka jenis riwayat hadis ini termasuk kepada riwayat hadis bil-ma’na.

[469] Lihat Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi, Al-Jami' Ash-Shahih Muslim, Jilid 1, Juz, 2, hal. 95, Dar Al-Fikr, Beirut-Libanon, tt. [470] Lihat Sulaiman bin Al-Asy'ats As-sijistani, Sunan Abu Daud, Jilid 1, hal. 560-561, Dar Al-Kutub Al-'Ilmiyah, Beirut-Libanon, 1996. [471] Lihat Muhammad bin 'Isa bin Saurah, Al-Jami' Ash-Shahih Sunan At-Tirmidzi, Jilid 2, hal. 95-96, Dar Ihya Al-Turats Al-'Arabi, Beirut-Libanon, 1995. [472] Lihat Ahmad bin Syu'aib bin 'Ali Al-Kharasani an-Nasa'i, Sunan An-Nasa'i, Jilid 3, hal. 45-46, Dar Al-Kutub Al-'Ilmiyah, Beirut-Libanon, 1995. [473] Lihat Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Al-Musnad Ahmad bin Hanbal, Jilid 5 hal. 275 dan 279-280, Jilid 6 hal. 62, 184 dan 235, Dar Al-Fikr, Beeirut-Libanon, tt.