Tujuan takhrij dalam kitab “Thuruq Takhrij Hadits Rasulillah SAW” disebutkan; 1) mengetahui sumber hadis, 2) mengetahui keadaan hadis dari segi maqbul (diterima) dan mardud (ditolak).[13]
Sedangkan manfaat takhrij banyak sekali di antaranya yaitu:
1. Takhrij memperkenalkan sumber-sumber hadis, kitab-kitab asal di mana suatu hadis berada beserta ulama yang meriwayatkannya.
2. Takhrij dapat menambah perbendaharaan sanad hadis-hadis melalui kitab-kitab yang ditunjukinya. Semakin banyak kitab asal yang memuat suatu hadis, semakin banyak pula perbendaharaan sanad yang kita miliki.
3. Takhrij dapat memperjelas keadaan sanad. Dengan membandingkan riwayat-riwayat hadis yang banyak itu maka dapat diketahui apakah riwayat tersebut munqathi’, mu’dlal dan lain-lain. Demikian pula dapat diketahui apakah status riwayat tersebut shahih, dla’if atau selainnya.
4. Takhrij memperjelas hukum (kualitas) hadis dengan banyaknya riwayat itu. Terkadang kita mendapatkan suatu hadis dla’if melalui satu riwayat, namun dengan takhrij, kemungkinan kita akan mendapati riwayat lain yang shahih. Hadis yang shahih itu akan mengangkat hadis yang dla’if tersebut ke derajat yang lebih tinggi.
5. Takhrij membuat kita dapat mengetahui pendapat-pendapat para ulama sekitar hukum (kualitas) hadis.
6. Takhrij dapat memperjelas perawi hadis yang samar. Karena terkadang kita dapati seorang perawi yang belum ada kejelasan namanya, seperti Muhammad, Khalid dan lain-lain. Dengan adanya takhrij, kemungkinan kita akan dapat mengetahui nama perawi yang sebenarnya.
7. Takhrij dapat memperjelas perawi hadis yang tidak diketahui namanya melalui perbandingan di antara sanad-sanad.
8. Takhrij dapat menafikan pemakaian ” ‘an ” dalam periwayatan hadis oleh seorang perawi mudallis. Dengan didapatinya sanad yang lain yang memakai kata yang jelas ketersambungan sanad-nya, maka periwayatan yang memakai “ ‘an ” tadi akan tampak pula ketersambungan sanad-nya.
9. Takhrij dapat menghilangkan kemungkinan terjadinya percampuran riwayat.
10. Takhrij dapat membatasi nama perawi yang sebenarnya. Hal ini karena kemungkinan saja ada perawi-perawi yang mempunyaki kesamaan gelar. Dengan adanya sanad yang lain, maka nama perawi itu akan menjadi jelas.
11. Takhrij dapat memperkenalkan periwayatan yang tidak terdapat dalam satu sanad.
12. Takhrij dapat memperjelas arti kalimat yang asing yang terdapat dalam satu sanad.
13. Takhrij dapat menghilangkan hukum “syadz” (kesendirian riwayat yang menyalahi riwayat lain yang tsiqat) yang terdapat pada suatu hadis melalui perbandingan riwayat.
14. Takhrij dapat membedakan hadis yang mudraj (yang mengalami penyusupan sesuatu) dari yang lainnya.
15. Takhrij dapat mengungkapkan keragu-raguan dan kekeliruan yang dialami oleh seorang pe-rawi.
16. Takhrij dapat mengungkap hal-hal yang terlupakan atau diringkas oleh perawi hadis.
17. Takhrij dapat membedakan antara proses periwayatan yang dilakukan dengan lafadz dan yang dilakukan dengan makna (pengertian) saja.
18. Takhrij dapat menjelaskan masa dan tempat kejadian timbulnya hadis.
19. Takhrij dapat menjelaskan sebab-sebab timbulnya hadis. Di antara hadis-hadis ada yang timbul karena perilaku seseorang atau kelompok orang. Dalam takhrij hadis tersebut akan dapat diketahui dengan jelas.
20. Takhrij dapat mengungkap kemungkinan terjadinya kesalahan percetakan dengan melaui perbandingan-perbandingan sanad yang ada.
[13]Lihat Abu Muhammad Abd al-Mahdi, Turuq Takhrij, hal. 11, Dar al-I'tisham, tt.
