Aurat Wanita dan Kewajiban Menutupinya


عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِى بَكْرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُا دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَقَالَ :

« يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلاَّ هَذَا وَهَذَا »

وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ.

Artinya :

Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa Asma binti Abu Bakr Radhiyallahu Anha masuk menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan mengenakan kain yang tipis, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pun berpaling darinya. Beliau bersabda:

“Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita jika telah baligh tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini -beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya.”

Penjelasan :

Hadits ini terdapat dalam Sunan Abu Dawud, bab al-Libas, no. 4140.

Kandungan hadits :

Tubuh seorang wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangannya. Para ulama menegaskan untuk menutup wajah jika terjadi fitnah.