عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ :
« إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً ، يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّمَ »
Artinya :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam beliau bersabda,
“Sungguh seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang diridlai Allah, suatu kalimat yang ia tidak mempedulikannya, namun dengannya Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh, seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang dibenci oleh Allah, suatu kalimat yang ia tidak memperdulikannya, namun dengannya Allah melemparkannya ke dalam neraka.”
Penjelasan :
Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari, bab ar-Riqaq, no. 6113.
Makna kosa kata :
- Ridhwanullah : apa yang diridhoi Allah.
- La yulqa laha bâlan : tidak memperdulikan maknanya.
- Wa Sukhtullah : murka Allah.
- Yahwi : menjatuhkannya, melemparkannya.
Kandungan hadits :
Keharusan mengucapkan sebuah kalimat yang mengandung kebaikan dan kemaslahatan bagi manusia, baik untuk agama dan dunianya, serta keharusan berpikir terlebih dahulu sebelum berkata sehingga seorang muslim tidak melakukan kesalahan dengan mengucapkan suatu kalimat yang dimurkai Allah, sehingga ia berdosa karenanya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “”Setiap perkataan anak cucu Adam itu membahayakannya, tidak berguna baginya kecuali amar ma’ruf, nahi munkar, atau berdzikir kepada Allah.”