عَنْأَبِىمُوسَىالأَشْعَرِىِّرَضِىَ اللهُ عَنْهُأَنَّرَسُولَاللَّهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ
«إِذَامَاتَوَلَدُالْعَبْدِقَالَاللَّهُلِمَلاَئِكَتِهِقَبَضْتُمْوَلَدَعَبْدِى. فَيَقُولُونَنَعَمْ. فَيَقُولُقَبَضْتُمْثَمَرَةَفُؤَادِهِ. فَيَقُولُونَنَعَمْ. فَيَقُولُمَاذَاقَالَعَبْدِىفَيَقُولُونَحَمِدَكَوَاسْتَرْجَعَ. فَيَقُولُاللَّهُابْنُوالِعَبْدِىبَيْتًافِىالْجَنَّةِوَسَمُّوهُبَيْتَالْحَمْدِ»
Artinya :
Dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
Jika anak seorang hamba meninggal, Allah berfirman kepada para malaikatNya: Kalian telah mencabut anak hambaKu. Mereka menjawab; “Ya.” (Allah Tabaraka Wa Ta’ala) berfirman; “Kalian telah mencabut buah hatinya.” Mereka menjawab; “Ya.” (Allah Tabaraka Wa Ta’ala) bertanya: “Apa yang dikatakan hambaKu.” Mereka menjawab; “Dia memujiMu dan mengucapkan istirja.” Allah berkata,”Bangunlah untuk hambaKu satu rumah di surga, dan berilah nama dengan Baitulhamd.”
Penjelasan :
Hadits ini terdapat dalam Sunan at-Tirmidzi, bab al-Jana’iz, no. 1021.
Makna kosa kata:
Tsamrah fu’adihi : kinayah untuk anak.
Hamidaka : membaca Alhamdulillah
Astarji’u : membaca Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiun.
Kandungan hadits :
Pahala bersabar atas musibah yang dialami, juga perihal tentang orang yang ditinggal mati anaknya kemudian ia bersabar maka baginya surga.