عَنْ حُذَيْفَةَ وَأَبِيْ ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا قَالاَ : كَانَ النَّبِىُّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ:
« بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَحْيَا وَأَمُوتُ»
وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ:
« الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ »
Artinya :
Dari Hudzaifah dan Abu Dzar Radhiyallahu Anhuma berkata, “Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam jika mendatangi kasurnya, beliau memanjatkan doa:
Bismika Allaahumma Ahyaa Wa Amuutu (Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama-Mu aku meninggal)
sebaliknya jika beliau bangun di pagi hari,beliau membaca:
Alhamdu Lillahil Ladzii Ahyaanaa Ba’da Maa Amaatanaa Wailaihin Nusyuur (Segala puji bagi Allah Yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya kita kembali)’.
Penjelasan :
Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari, bab ad-Da’awat, no. 5153.
Kandungan hadits :
Meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah ketika hendak tidur dan saat bangun tidur. Tidur adalah salah satu tanda kekuasaan Allah, sekaligus bukti akan adanya hari kebangkitan. Seorang mukmin mengakui akan hal itu, dan ia memuji Allah atas anugerah kehidupan setelah kematian yang berulang-ulang.