Sifat-sifat Istri Salihah


عَنْ أَبِى أُمَامَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ :

« مَا اسْتَفَادَ الْمُؤْمِنُ بَعْدَ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرًا لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ, إِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ, وَإِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ, وَإِنْ أَقْسَمَ عَلَيْهَا أَبَرَّتْهُ, وَإِنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِى نَفْسِهَا وَمَالِهِ».

Artinya :

Dari Abu Umamah Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:

“Tidak ada sesuatu yang bermanfaat bagi seorang mukmin setelah takwa kepada Allah selain isteri yang shalihah. Jika suami memerintahnya ia akan taat, jika dipandang menyenangkan, jika dia membagi (giliran) untuknya ia menerima, dan jika suami tidak ada ia menjaga kehormatan diri dan hartanya.”

Penjelasan :

Hadits ini terdapat dalam Sunan Ibnu Majah, bab an-Nikah, no. 1857.

Makna kosa kata :

  • Ba’da at-taqwa : taqwa merupakan pendahuluan tiap segala sesuatu.
  • Sarrathu : menyenangkannya dengan perbuatan salihnya.
  • Abarathu : menerima bagiannya.

Kandungan hadits :

  • Hadits ini menjelaskan tentang sifat-sifat wanita salihah.
  • Tidak ada yang sesuatu yang bisa menyamai taqwa.
  • Wanita merupakan sebaik-baik sesuatu yang ada di dunia setelah takwa.