Menjaga Aurat


عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ حيْدَة الْقُشَيْرِيِّ قَالَ :قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَوْرَاتُنَا مَا نَأْتِى مِنْهَا وَمَا نَذَرُ قَالَ:

« احْفَظْ عَوْرَتَكَ إِلاَّ مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ »

 قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِذَا كَانَ الْقَوْمُ بَعْضُهُمْ فِى بَعْضٍ قَالَ:

« إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ لاَ يَرَيَنَّهَا أَحَدٌ فَلاَ يَرَيَنَّهَا ».

قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِذَا كَانَ أَحَدُنَا خَالِيًا قَالَ:

« اللَّهُ أَحَقُّ أَنْ يُسْتَحْيَا مِنْهُ مِنَ النَّاسِ ».

 

Artinya :

Dari Muawiyah bin Haidah Al-Qusyairi, ia berkata, Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, tentang aurat kami, siapakah yang boleh kami perlihatkan dan siapa yang tidak boleh?” beliau menjawab:

“Jagalah auratmu kecuali kepada isteri atau budak yang kamu miliki.”

Ia berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan suatu kaum saling bercampur dalam satu tempat (yang mereka saling melihat aurat antara satu dengan yang lain)?”beliau menjawab:

“Jika kamu mampu, maka jangan sampai ada seorang pun yang melihatnya.”

Ia berkata, ‘Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika salah seorang dari kami sedang sendiri?”beliau menjawab:

“Allah lebih berhak untuk kamu malu darinya dari pada manusia.”

Penjelasan :

Hadits ini terdapat dalam Sunan Abu Dawud, bab al-Hammam, no. 4017; Sunan at-Tirmidzi, bab al-Adab, no. 2670 dan dihasankan oleh beliau.

Kandungan hadits :

Kewajiban menutupi aurat dari orang asing (yang bukan mahram). Batasan aurat laki-laki adalah dari pusar sampai lutut. Sedangkan aurat wanita adalah semua tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangan ketika aman dari fitnah. Sebagian ulama berpendapat tidak demikian. Aurat wanita dari mahramnya seperti aurat laki-laki dari laki-laki, sedangkan auratnya anak kecil sama seperti auratnya orang dewasa. Membuka aurat bagi dokter terbatas pada keadaan darurat dan di tempat yang sakit saja, ketika tidak ada dokter wanita spesialis. Allah lebih pantas kita malu pada-Nya, karena itu janganlah seseorang melepas semua pakaiannya.