عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – رَضِىَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ –
« لاَ يَجِدُ أَحَدٌ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ حَتَّى يُحِبَّ الْمَرْءَ ، لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَحَتَّى أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الْكُفْرِ ، بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ ، وَحَتَّى يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا »
Artinya :
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu dia berkata: Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Tidak akan mendapatkan manisnya iman sehingga ia mencintai seseorang dan ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan sehingga ia lebih suka dimasukkan ke dalam api dari pada kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, dan sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada yang lain.”
Penjelasan :
Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari, bab al-Adab, no. 5694.
Kandungan hadits :
Tidak sempurna iman seorang mukmin sehingga ia mencintai saudaranya muslim karena Allah, dan sehingga ia lebih berpegang teguh pada agamanya meski dimasukkan ke dalam api atau dipotong dengan gergaji, dan sehingga Allah dan rasul-Nya lebih ia cintai daripada dirinya sendiri.