عَنِ ابْنِ عُمَرَ – رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا – قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ ، وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى ، وَالصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ ، وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلاَةِ
Artinya:
Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mewajibkan zakat fithri satu sha’ dari kurma atau sha’ dari gandum bagi setiap hamba sahaya (budak) maupun yang merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil maupun besar dari kaum Muslimin. Dan Beliau memerintahkan agar menunaikannya sebelum orang-orang berangkat untuk shalat (‘Ied).
Penjelasan
Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari, bab Shadaqah al-Fithr, no. 1432; dan Shahih Muslim, bab az-Zakat, no. 984.
Makna kosa kata:
- Faradha: mewajibkan (aujaba)
- Ash-Shalat: yang dimaksud shalat di sini adalah shalat Idul Fithri
Kandungan hadits:
- Wajibnya zakat fithrah bagi setiap muslim, baik kecil atau besar, laki-laki atau perempuan.