عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يَقُولُ عِنْدَ الْكَرْبِ
« لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ ، وَرَبُّ الأَرْضِ ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ »
Artinya :
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam biasa berdo’a ketika dalam kesulitan, beliau mengucapkan:
“Laa Ilaaha Illallahul ‘Adziim Al Haliim Laa Ilaaha Illallah Rabbul ‘Arsyil ‘Azhiim, Laa Ilaaha Illallah Rabbus Samaawati Wa Rabbul Ardli Wa Rabbul Asrsyl Kariim (Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung dan Maha Penyantun. Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Penguasa arasy yang agung. Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan langit dan bumi serta Tuhan arasy yang mulia).”
Penjelasan :
Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari, bab ad-Da’awât, no. 5985, dan Shahih Muslim, bab adz-Dzikr, no. 2730.
Kandungan hadits :
Dalam kondisi sulit, seorang mukmin hendaknya bersimpuh kepada Allah supaya dihilangkan kesulitannya, kemudian berdoa kepada-Nya dengan nama-Nya yang indah (asmaul husna), serta memujinya dengan pujian terbaik. Jika demikian, Allah pasti mengabulkan doanya serta menghilangkan kesusahannya.