Walimah Pengantin dengan Kurma dan Samin


عَنْ أَنَسٍ – رَضِىَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ : أَقَامَ النَّبِىُّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – بَيْنَ خَيْبَرَ وَالْمَدِينَةِ ثَلاَثًا يُبْنَى عَلَيْهِ بِصَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَىٍّ فَدَعَوْتُ الْمُسْلِمِينَ إِلَى وَلِيمَتِهِ فَمَا كَانَ فِيهَا مِنْ خُبْزٍ وَلاَ لَحْمٍ ، أُمِرَ بِالأَنْطَاعِ فَأَلْقَى فِيهَا مِنَ التَّمْرِ وَالأَقِطِ وَالسَّمْنِ فَكَانَتْ وَلِيمَتَه

Artinya:

Dari Anas Radhiyallahu Anhu, ia berkata; Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam Bermukim tiga hari di daerah antara Khaibar dan Madinah, beliau menikahi Shafiyyah binti Huyay. Maka aku pun mengundang kaum muslimin untuk menghadiri walimahnya. Dan di dalam walimahan itu tidak ada roti dan tidak pula daging. Beliau menyuruh agar dibuatkan hamparan kulit lalu di dalamnya diberi kurma, keju dan samin. Seperti itulah acara walimah beliau.

Penjelasan :

Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari, bab an-Nikah, no. 4797.

Makna kosa kata:

  •  Antha: bentuk jamak dari kata an-nath’u yang berarti potongan/irisan daging yang diletakkan di atas makanan.
  • Aqith : susu keras.

Kandungan hadits :

Disunnahkannya mengadakan waliwatul urs meski hanya sederhana, demi mengikuti sunnah Nabi.