Tidak Sah Shalat Tanpa Memakai Khimar


عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِىِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -قَالَ

« لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاَةَ حَائِضٍ إِلاَّ بِخِمَارٍ »

Artinya:

Dari Aisyah Radhiyallahu Anha dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, beliau bersabda:

“Allah tidak menerima shalat wanita yang telah haid kecuali dengan mengenakan kerudung.”

Penjelasan :

Hadits ini terdapat dalam Sunan Abu Dawud, bab ash-Shalat, no. 641, Sunan at-Tirmidzi, bab ash-Shalat, no. 377, dan Sunan Ibnu Majah, bab ath-Thaharah, no. 655.

Makna kosa kata:

  • Al-Haidh, : orang yang telah sampai pada usia pembebanan (taklif). Pada wanita ditandai dengan keluarnya haid.
  • Al-Khimar : penutup kepala.
    Kandungan hadits:

Wajibnya menutup kepala bagi wanita yang sudah baligh. Shalat seseorang tidak sah kecuali dengan menutup aurat. Termasuk aurat wanita adalah rambutnya, maka harus ditutup. Imam Syafi’i mengecualikan punggung kedua telapak kaki, sehingga sah shalatnya jika bagian itu terbuka, namun ditutup lebih baik.