Perintah Berobat


عَنْ أُسَامَةَ بْنِ شَرِيكٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ النَّبِىَّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَأَصْحَابُهُ كَأَنَّمَا عَلَى رُءُوسِهِمُ الطَّيْرُ فَسَلَّمْتُ ثُمَّ قَعَدْتُ فَجَاءَ الأَعْرَابُ مِنْ هَا هُنَا وَهَا هُنَا فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَتَدَاوَى ؟ فَقَالَ:

« تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ دَوَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ الْهَرَمُ ».

Artinya :

Dari Usamah bin Syarik Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Aku pernah mendatangi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya, dan seolah-olah di atas kepala mereka terdapat burung. Aku kemudian mengucapkan salam dan duduk, lalu ada seorang Arab badui datang dari arah ini dan ini, mereka lalu berkata, “Wahai Rasulullah, apakah boleh kami berobat?”Beliau menjawab:

“Berobatlah, sesungguhnya Allah ‘azza wajalla tidak menciptakan penyakit melainkan menciptakan juga obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu pikun.”

Penjelasan :

Hadits ini terdapat dalam Sunan Abu Dawud, bab ath-Thibb, no. 3855, Sunan at-Tirmidzi, bab ath-Thibb, no. 2039 dan disahihkan beliau, serta Sunan Ibnu Majah, bab ath-Thibb, no. 3436.

Kandungan hadits:

Hadits ini menetapkan adanya kedokteran dan mencari pengobatan. Ini merupakan bentuk tawakkal karena hal itu diperintahkan. Seorang dokter mukmin hendaknya menambah penelitian dan percobaan untuk menemukan obat yang bermanfaat untuk berbagai penyakit kronis. Oleh karena itu, setiap harinya ia harus memperoleh ilmu untuk mengobati tiap jenis penyakit.