Menahan Amarah


عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذٍ عَنْ أَبِيهِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ

« مَنْ كَظَمَ غَيْظًا – وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ – دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ ».

Artinya :

Dari Sahl bin Mu’adz dari Bapaknya Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Barangsiapa menahan kemarahan padahal ia mampu untuk meluapkannya, maka pada hari kiamat Allah akan memanggilnya di antara manusia, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari sesuka hatinya.”

Penjelasan :

Hadits ini terdapat dalam Shahih Muslim, bab al-Birr, no. 2608: dan Sunan Abu Dawud, bab al-Adab, no. 4779.

Arti kata kazhama ghaizhan adalah bisa menguasi dirinya ketika sedang marah.

Kandungan hadits : 

Orang yang bisa menguasai dirinya ketika sedang marah, maka akan ditinggikan kedudukannya di akhirat dan dinikahkan dengan bidadari surga.