عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَلَى ضُبَاعَةَ بِنْتِ الزُّبَيْرِفَقَالَ لَهَا
« لَعَلَّكِ أَرَدْتِ الْحَجَّ » .
قَالَتْ وَاللَّهِ لاَ أَجِدُنِى إِلاَّ وَجِعَةً . فَقَالَ لَهَا
« حُجِّى وَاشْتَرِطِى قُولِى اللَّهُمَّ مَحِلِّى حَيْثُ حَبَسْتَنِى »
Artinya :
Dari Aisyah Radhiyallahu Anha berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menemui Dluba’ah binti az-Zubair, maka beliau bersabda:
“Sepertinya kamu ingin menunaikan ibadah haji.”
Ia pun berkata: “Demi Allah, tidak ada yang menghalangiku kecuali sakit.” Beliau pun bersabda:
“Tunaikanlah haji dan berilah syarat.” Bacalah: “Allahumma Mahilli Haitsu Hasabtani (Ya Allah, tempat miqatku adalah di tempat Engkau merintangiku).”
Penjelasan :
Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari, bab an-Nikah, no. 4801, dan Shahih Muslim, bab al-Hajj, no. 1207.
Makna wajiah adalah sakit. Dalam syarah Muslim karya Imam Nawawi disebutkan bolehnya ber-isytirath bagi orang yang haji atau umrah, ia boleh melepaskan/keluar dari ihramnya menemui halangan. Dhuba’ah adalah anak paman Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Yang dimaksud dengan kalimat Mahalli adalah keluar dari ihram lantaran terhalang oleh sakit. Dalam sebuah riwayat bahwa disebutkan bahwa ia telah melakukan hal itu. Dahulu, Dhuba’ah binti Zubair adalah istri Miqdad bin al-Aswad.